Di usia 18 tahun, Kudiarmaji diangkat menjadi pangeran dengan gelar Bendara Pangeran Harya Suryomentaram. Kedudukannya sebagai pangeran membuatnya mendapatkan banyak fasilitas, seperti tempat tinggal, gaji bulanan, kendaraan, dan pengawalan.
Walau mendapatkan segala kesenangan dan fasilitas yang dia terima, ternyata tidak membuatnya bahagia. Pangeran Suryomentaram merasakan kegelisahan dalam hidupnya. Dia merasakan lingkungan keraton mengekangnya.
Pangeran Suryomentaram merasakan lingkungan keraton dan kedudukannya sebagai pangeran membuat relasinya dengan manusia lain bersifat semu. Orang-orang baik kepadanya karena kedudukannya sebagai seorang pangeran, bukan karena pribadinya.
Berbagai upaya dirinya lakukan untuk mengatasi kegelisahannya. Dia membagikan harta kekayaannya, bertirakat ke tempat-tempat keramat, dan berguru ke mana-mana. Tetapi semua usaha yang dia lakukan tidak menghilangkan kegelisahan.