Kiprahnya di bidang politik tidak berhenti di situ. Ia pun kembali terpilih dalam beberapa Pemilu berikutnya sebagai Anggota DPR RI dari fraksi Partai NU maupun Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Nyai Solichah bukanlah politisi yang duduk manis di atas kursi kantor. Ia betul-betul hadir di tengah masyarakat dengan berbagai aktivitasnya. Ia tercatat aktif sebagai pengurus Muslimat Nahdlatul Ulama dan pendiri Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKMNU). Bahkan, di yayasan tersebut, ia menjadi ketua umum sejak pendiriannya pada tahun 1963 hingga akhir hayatnya pada tahun 1994.
Melalui YKMNU, Nyai Solichah menggerakkan kaum ibu untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan Indonesia. Sebab, YKMNU merupakan buah dari Kongres ke-8 Muslimat NU di Solo, Jawa Tengah tahun 1962.
Di kongres tersebut, ia bersama Nyai Hj Siti Solihah Saifuddin Zuhri sebagai pengurus di bidang sosial, memutuskan untuk mengusahakan terselenggaranya Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), menghibur dan berbuat kebaikan secara serentak untuk anak-anak yatim, dan memberikan bantuan pada keluarga yang berkesusahan. (Ariyana Wahidah, Pengabdian Emas 50 tahun 1963-2013 Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama, 2013).
Sebagai perangkat Muslimat NU, YKMNU mendirikan klinik-klinik bersalin di sejumlah daerah untuk membantu proses lahiran ibu-ibu. YKMNU juga mendirikan panti-panti asuhan guna melindungi dan melayani tumbuh kembang anak-anak yatim piatu dan berkekurangan.