K.H. Abdul Wahid Hasyim Asy'ari dalam Buku Sang Mujtahid Islam Nusantara (12)

Dilema Keikhlasan: Antara Ibadah dan Politik

tokoh | 01 Maret 2025 15:04

 

Hari yang dinantikan pun tiba. Seorang utusan dari pemerintah Hindia Belanda datang ke Tebuireng.

 

Kiai Hasyim menerima tamunya dengan ramah, sebagaimana beliau selalu memperlakukan setiap tamu tanpa membeda-bedakan. Setelah berbasa-basi sejenak, utusan itu akhirnya menyampaikan maksud kedatangannya.

 

“Kami datang untuk menyampaikan penghargaan dari pemerintah kepada Kiai atas jasa-jasanya dalam pendidikan dan dakwah Islam,” ujar sang utusan dengan sopan.

 

Kiai Hasyim tersenyum. Ia mengangguk-angguk, tetapi tidak langsung menjawab. Suasana menjadi tegang.

 

“Bagaimana, Kiai? Sudikah Kiai menerimanya?” tanya utusan itu hati-hati.

 

Kiai Hasyim akhirnya bersuara,