Sementara itu terkait adanya mitos ini, dirinya menyerahkan kepada masing-masing orang. Tetapi yang terpenting adalah menjaga keamanan saat mendaki, melihat kondisi kesehatan dan juga berserah kepada Sang Pencipta.
“..Intinya ketika di sana harus menaati anjuran yang ada, karena kalau menengok sejarah yang ada semua gunung merupakan tempat yang sakral,” jelasnya yang dikutip dari Blok Bojonegoro.
Tidak hanya warga dari Bojonegoro, pendaki dari Cepu pun pernah merasakan naik puncak Gunung Lawu tanpa kendala. Hal ini dikisahkan oleh rombongan pendaki yakni Semsal, Nanda, Yusuf, Lis, Shenta, dan Dhani.
Pendaki asal Cepu ini memulai pendakiannya dari Cemoro Sewu tepat pada tanggal 17 Agustus 2017. Dan mereka selamat baik ketika naik maupun turun. Sama sekali tidak ada hambatan seperti kisah-kisah pantangan yang diceritakan.
“Pokoknya saat mendaki taatilah peraturan yang ada, tidak lupa jangan meremehkan alam,” pesan Semsal dalam penasemsal.blogspot.com.
Bagi Semsal, dengan niat dan cara yang baik, adanya mitos larangan bahwa orang Cepu tidak boleh mendaki di Gunung Lawu bisa terbantahkan. Walau diakuinya masih ada warga Cepu yang belum berani mendaki ke Gunung Lawu.
“Jadi sekarang orang Cepu tak perlu takut lagi untuk mendaki ke Gunung Lawu. Karena sudah banyak orang Cepu mendaki ke Gunung Lawu tanpa ada hambatan,” jelasnya. (int)