Dispar Gaungkan Bantul Cikal Bakal Mataram

wisata | 11 Mei 2024 05:29

Dispar Gaungkan Bantul Cikal Bakal Mataram
Dok bantulkab

YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul berupaya mengembangkan pariwisata berbasis budaya untuk menggaet wisatawan. Salah satunya adalah dengan menggaungkan Bantul cikal bakal Mataram, di mana mengajak wisatawan ke tempat-tempat peninggalan kerajaan Mataram Islam di Bantul.

 

Plt Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan bahwa rencana pembangunan tol DIY-Semarang otomatis membuat jalur DIY ke Jateng semakin lebih cepat, begitu pula sebaliknya. Karena itu, Dispar merasa perlu berbenah untuk menyambut wisatawan yang hendak ke DIY, khususnya Bantul.

 

"Berarti kita harus mempunyai satu strategi menguatkan identitas ataupun branding Bantul sebagai kabupaten yang memiliki daya paket atau daya tarik wisata yang menjadi minat wisatawan luar daerah maupun mancanegara," katanya dilansir dari laman resmi jogjaprov.go.id, Sabtu (11/5/2024). 

 

Salah satunya, kata Kwintarto, adalah dengan mengembangkan pariwisata berbasis budaya dan heritage. Semua itu nantinya terbalut dalam Bantul bumi Mataram atau Bantul cikal bakal Mataram.

 

"Jadi di sana tidak hanya bercerita tentang situs bangunan atau sejarah. Tetapi jauh dari itu, di samping bangunannya masih Keraton Mataram bangunan bahkan sampai raja-raja Mataram juga dimakamkan di Bantul, sejarahnya juga masih lengkap," ujarnya.

 

Lebih dari itu, Kwintarto menyebut wisatawan bisa mempelajari terkait dengan etika perilaku hidup gaya Mataraman. Di mana saat ini masih bisa dan cukup banyak ditemui di masyarakat kabupaten Bantul baik itu di sektor pertanian hingga perdagangan.

 

"Nah, kalau branding itu bisa menjadi kuat pasti orang akan penasaran apa to yang bisa dinikmati Bantul terkait dengan wisata budaya dan heritage ini," ucapnya.

 

Menurutnya, hal tersebut akan menggaet wisatawan asing untuk berkunjung ke Bantul. Mengingat selama ini wisatawan asing sangat tertarik dengan hal-hal yang bersifat tradisional apalagi berbalut dengan sejarah.

 

"Nah, tentu segmen suguhan wisatawan mancanegara yang notabene di luar negeri sudah banyak kemajuan zaman yang meninggalkan kultur terkait dengan budaya-budaya tradisional," katanya.

 

"Saya berpikir dengan tim insyaallah branding Bantul cikal bakal Mataram itu menjadi salah satu daya tarik yang bisa mempertahankan kunjungan wisata ke Bantul," imbuh Kwintarto.

 

Sebetulnya, semua itu tidak ada bedanya dengan mempromosikan Borobudur sebagai keajaiban dunia dari Dinasti Syailendra. Namun, untuk di Bantul harus mengeksplorasi terkait dengan ekonomi kreatif yang salah satu andalannya adalah craft.

 

"Jadi craft Bantul itu sangat terkenal di luar negeri. Dalam artian begini, tidak terkenal tetapi produk Bantul ini cukup banyak dikirim ke luar negeri," ucapnya.

 

Karena itu, Dispar bakal mengembangkan wisata yang mengajak wisatawan melihat secara langsung bagaimana produksi craft di Bantul.

 

"Nah, sayangnya kan tidak tahu bahwa produknya di Bantul, kalau produk-produk ini dimunculkan branding-nya saya yakin wisatawan tidak hanya mancanegara. Tapi dalam negeri pun berkeinginan melihat proses produksinya seperti apa, letaknya di mana, dia bisa belajar kalau belajar industri kerajinan kreatif itu berarti dia harus berlama-lama di situ kemungkinan nginep di Bantul," katanya.

 

Maka, pembangunan homestay yang berstandar nasional dan internasional itu menjadi penting. Semua itu agar wisatawan tidak terhambat ketika belajar ataupun menikmati wisata kerajinan ini dengan mempraktikkan cara memproduksinya.

 

"Nah, ini banyak di desa wisata, di sentra, punya potensi besar ke sana. Minimal dua hal itu yang terus kita dorong kita kembangkan di kabupaten Bantul,"pungkasnya.(int).