SURABAYA, PustakaJC.co – Gotong royong merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Aktivitas ini tidak hanya melibatkan kerja sama banyak orang, tetapi juga merepresentasikan nilai kebersamaan, tolong menolong, dan solidaritas yang kuat.
Menurut laman Tananua Flores, gotong royong menjadi modal sosial penting untuk mewujudkan kesejahteraan bersama dan memperkuat daya tahan bangsa dalam menghadapi tantangan zaman, mulai dari globalisasi hingga konflik sosial.
Berikut lima tradisi gotong royong unik dari berbagai daerah di Indonesia yang menjadi bukti kuatnya budaya kolektif masyarakat Nusantara:
1. Nganggung (Bangka Belitung)
Di Bangka Belitung, terdapat tradisi Nganggung yang menonjolkan nilai kebersamaan dan saling membantu antarwarga desa. Dalam tradisi ini, warga membawa dulang berisi makanan ke masjid atau langgar saat perayaan hari besar keagamaan, seperti Ramadan. Tradisi ini juga dilakukan dalam momen penghormatan terhadap orang meninggal dan penyambutan tamu penting. Nganggung mengajarkan keikhlasan dan menguatkan persatuan tanpa memandang perbedaan suku, etnis, maupun agama.
2. Sinoman (Jawa)
Tradisi Sinoman dikenal luas di Jawa, terutama saat berlangsungnya acara pernikahan atau upacara adat. Para sinoman, yang terdiri dari anak muda, bertugas melayani tamu, menjaga keamanan, hingga membantu keperluan di dapur. Tanpa mengharapkan imbalan, para peserta tradisi ini bekerja dengan penuh suka cita, menjadikan Sinoman sebagai wujud nyata nilai kebersamaan dan keikhlasan dalam bermasyarakat.
3. Rambu Solo (Tana Toraja)
Dari Tana Toraja, ada tradisi Rambu Solo yang merupakan upacara pemakaman mewah dan penuh makna. Tradisi ini melibatkan banyak orang dalam berbagai pertunjukan seni seperti Pa'Dondi, Pa'Randing, dan Pa'Silaga Tedong. Melalui Rambu Solo, masyarakat Toraja menegaskan pentingnya gotong royong, kekeluargaan, serta penghormatan terhadap roh orang yang telah meninggal, yang dipercaya bertransformasi menjadi entitas spiritual.
4. Marakka’ Bola (Sulawesi Selatan)
Masyarakat Bugis Barru di Sulawesi Selatan mengenal tradisi Marakka’ Bola atau Mappalette, yaitu kegiatan memindahkan rumah secara gotong royong. Puluhan hingga ratusan warga bahu-membahu mengangkat rumah ke lokasi yang lebih aman. Setelah rumah berpindah, diadakan acara syukuran Baca Barazanji. Tradisi ini memperkuat solidaritas dan menegaskan pentingnya kerjasama dalam menjaga keharmonisan komunitas.
5. Marslalapari (Mandailing, Sumatera Utara)
Dari Mandailing, Sumatera Utara, tradisi Marslalapari menjadi bentuk gotong royong dalam kegiatan bertani, khususnya saat menanam dan memanen padi. Saudara, tetangga, dan kerabat akan bergotong royong dengan sukarela, menciptakan suasana penuh kasih sayang dan mempererat persatuan masyarakat. Marslalapari bukan sekadar kerja bersama, melainkan juga pelestarian nilai budaya dan sosial komunitas Mandailing. (nov)