SURABAYA, PustakaJC.co – Reog Ponorogo merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional paling ikonik dari Jawa Timur. Tidak hanya dikenal di dalam negeri, Reog juga telah menarik perhatian dunia berkat pertunjukannya yang megah, penuh semangat, serta sarat makna budaya dan spiritualitas.
Kesenian ini berasal dari Kabupaten Ponorogo dan kerap ditampilkan dalam berbagai perayaan besar seperti Grebeg Suro dan festival budaya. Salah satu ciri khas Reog Ponorogo adalah kemunculan tokoh utama bernama Singa Barong, yaitu topeng berbentuk kepala singa dengan hiasan bulu merak yang menjulang. Uniknya, topeng ini bisa mencapai berat hingga 50 kilogram dan dibawa oleh seorang penari dengan kekuatan fisik luar biasa—bahkan tanpa bantuan tangan.
Selain Singa Barong, pertunjukan Reog juga menampilkan berbagai tokoh lain seperti Warok, simbol kekuatan dan kepahlawanan; Jathilan, penari kuda lumping; serta Prabu Kelono Sewandono, raja dalam kisah yang menjadi dasar cerita Reog. Keseluruhan pertunjukan dibalut dengan musik gamelan yang dinamis dan penuh semangat, menghidupkan setiap gerakan para penari.
Pembuatan kostum dan topeng Reog melibatkan proses panjang dan keterampilan tinggi. Bahan-bahan alami seperti kayu, kulit kerbau, dan bulu merak asli digunakan demi menjaga keaslian dan keindahan karya seni ini. Warna-warna cerah dan motif tradisional menghiasi setiap elemen, menjadikan Reog bukan hanya sebuah pertunjukan, tetapi juga ekspresi seni budaya yang mendalam.
Lebih dari sekadar hiburan, Reog Ponorogo mengandung nilai-nilai filosofis yang kuat. Pertunjukan ini mencerminkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, serta menyampaikan pesan-pesan tentang keberanian, keadilan, dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan hidup.
Sebagai warisan budaya bangsa, Reog Ponorogo terus dijaga eksistensinya oleh masyarakat setempat melalui pendidikan, festival, dan pelestarian komunitas. Pemerintah daerah dan pecinta budaya juga berperan penting dalam mengenalkan Reog ke kancah internasional sebagai salah satu simbol kekayaan seni Indonesia.