Dari sana, peserta melanjutkan ke Jalan Mayjen M.T. Haryono, Pojok Beteng Wetan, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Ibu Ruswo, melewati Alun-Alun Utara, dan kembali ke Keben Keraton.
Para abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat membacakan tembang macapat di Bangsal Pancaniti, Keben Keraton Yogyakarta, Kamis (25/6/2025) malam, sebelum pelaksanaan Lampah Budaya Mubeng Beteng. ANTARA/Luqman Hakim
Sebagian peserta mengikuti dengan bertelanjang kaki meskipun penggunaan alas kaki tetap diperbolehkan.
"Kami menyarankan tidak memakai sendal karena kalau terinjak dan jatuh bisa menyulitkan. Akan tetapi, kalau sepatu atau tanpa alas kaki, silakan," ujar Projosuwasono.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan bahwa Lampah Budaya Mubeng Beteng merupakan salah satu karya budaya yang telah diakui secara nasional.
"Prosesi adat ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari DIY oleh kementerian yang mengurusi kebudayaan sejak 2015," ujarnya.
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                