“Sebenarnya ada keinginan dari beberapa senior Fatayat supaya pengurus hari ini menghidupkan lagi YKF. Jadi, ada semacam kerinduan seperti itu sedangkan sebagian besar dari kami belum paham YKF itu seperti apa, sehingga penting kemudian menulis buku ini,” Rindang menegaskan.
“Sekaligus sebagai gambaran sejuah mana kontribusi yang sudah diberikan oleh teman-teman Fatayat NU DIY dari dulu hingga hari ini dalam konteks gerakan perempuan secara lokal, nasional dan global,” imbuhnya.
Peristiwa bersejarah Sementara itu, Ketua PWNU Zuhdi Muhdlor mengapresiasi terbitnya buku sejarah gerakan Fatayat NU DIY. Menurut dia, peluncuran buku kali ini merupakan peristiwa yang sangat bersejarah.
“Fatayat NU telah melakukan migrasi, dari tradisi oral menuju tradisi penulisan. Ini merupakan karya yang sangat penting. Isinya sangat bagus, karena telah merekam jejak-jejak Fatayat NU DIY, sekaligus antisipasi untuk langkah-langkah selanjutnya,” jelas Kiai Zuhdi.