Hadits ini menegaskan bahwa pengabdian bukan tanda kelemahan, melainkan bukti kedewasaan dan kematangan spiritual. Seorang pemimpin sejati bukanlah mereka yang hanya duduk memberi perintah, tetapi yang terjun langsung, ikut bekerja, dan melayani dengan ketulusan.
Lebih dari itu, Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an:
وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 195)
Santri yang terbiasa mengabdi akan membawa nilai ini ke mana pun mereka pergi. Ketika kelak mereka kembali ke masyarakat, mereka akan menjadi pribadi yang ringan tangan, tidak gengsi untuk membantu, dan memahami bahwa kehormatan sejati terletak pada manfaat yang mereka berikan untuk orang lain.