Haul Malam Selikur Mambaus Sholihin, Doa Ibtihal Menggema, Ribuan Jamaah Khusyuk Bermunajat

bumi pesantren | 21 Maret 2025 22:19

Haul Malam Selikur Mambaus Sholihin, Doa Ibtihal Menggema, Ribuan Jamaah Khusyuk Bermunajat
Haul Malam Selikur di Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, Gresik, Kamis, (20/3/2025)

 

GRESIK, PustakaJC.co - Ribuan jamaah mulai dari santri, alumni, guru, dan masayikh larut dalam kekhusyukan di Haul Malam Selikur Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, Gresik. Lantunan Doa Ibtihal menggema di langit Desa Suci, Manyar, membawa suasana haru dan penuh keberkahan. 

 

Puncak acara yang paling dinanti ini menghadirkan munajat yang menyentuh hati, dipimpin oleh para habaib dan ulama besar. Haul yang menjadi tradisi tahunan ini kembali mempertemukan santri, alumni, dan ulama dalam satu majelis penuh berkah. Kamis malam(20/3/25).

 

Puncak acara Haul Malam Selikur ini adalah Doa Ibtihal, yang selalu dinanti setiap tahunnya. Suasana menjadi begitu syahdu ketika ribuan jamaah serentak menengadahkan tangan, mengamini doa-doa yang dipimpin oleh Habib Hadi bin Abdul Qadir Alaydrus, Habib Abdul Qadir bin Ali Bin Abu Bakar Assegaf, dan Agus M. Rosikhul Ulum bin KH. Asfihani Faqih Pasuruan.

 

“Setiap kali doa ini dilantunkan, ada getaran yang berbeda di hati. Rasanya seperti tersambung langsung dengan keberkahan para ulama yang kita hormati,” ujar Lucky Darmawan, alumni asal Surabaya.

Lantunan doa menggema dalam kesatuan hati. Para jamaah tenggelam dalam suasana yang menggetarkan jiwa, seolah setiap permohonan melangit, mengetuk pintu rahmat Allah SWT.

 

Di antara ribuan alumni yang hadir, M. Fernanda Ferdiansyah, S.Pd., salah satu Kodam Yai yang kini berkhidmah di Pondok Mambaus Sholihin 2 (Pondok Alumni), menyampaikan komitmennya untuk mengabdikan hidupnya demi pesantren.

 

“Saya sudah menetapkan hati. Hidup saya sampai akhir hayat adalah untuk Mambaus Sholihin. Semua yang saya miliki akan saya abdikan untuk pondok ini,” ucapnya penuh ketulusan.

Senada dengan itu, Lucky Darmawan juga menegaskan bahwa para alumni selalu siap kembali kapan pun pondok membutuhkan.

 

“Berkah pondok itu nyata! Kita alumni ini sibuk, tapi tetap berusaha hadir di setiap momentum penting. Karena Mambaus Sholihin bukan sekadar tempat menimba ilmu, ini rumah kita. Kapan pun pondok memanggil, kita selalu siap berangkat!” tegasnya.

 

Bagi para alumni, Mambaus Sholihin bukan hanya tempat belajar, tetapi juga bagian dari hidup yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Dalam kesempatan ini, Agus Muhammad Ma’ruf (Gus Muh) memberikan nasihat penting kepada para alumni. Kata dia, seorang santri tidak boleh putus dari ajaran pondok.

" Amalan yang diajarkan di sini harus tetap dijaga, termasuk sholat berjamaah dan hubungan dengan para guru” ujarnya.

 

Gus Muh juga mengapresiasi kehadiran para ulama dan habaib dari berbagai pesantren, seperti Pondok Langitan Tuban dan Sawapuluh Surabaya, yang turut meramaikan majelis haul ini.

 

Tahun ini, Haul Malam Selikur juga memperingati Haul ke-21 Abuya Sayyid Muhammad Bin Alawi Al Maliki serta Haul ke-28 KH. Abdullah Faqih Bin Thoyyib, ayahanda KH. Masbuhin Faqih.

 

Selain rangkaian doa dan sholawat, panitia juga menghadirkan galeri foto perjalanan Pondok Mambaus Sholihin. Ratusan foto yang menggambarkan sejarah pondok dari awal berdiri hingga perkembangannya saat ini dipamerkan, membangkitkan nostalgia para alumni.

“Haul ini bukan hanya acara tahunan, tapi juga penguat hubungan kita dengan pondok dan para guru. Momen seperti ini menyatukan kami alumni dalam satu tujuan yakni menjaga dan meneruskan perjuangan pondok,” ujar Lucky Darmawan.

 

Bagi para alumni, Haul Malam Selikur bukan sekadar peringatan, tetapi momentum spiritual untuk kembali menguatkan ikatan dengan pondok dan para guru. (ivan)