JAKARTA, PustakaJC.co - Dalam rangka memperingati Hari Bumi ke-55 pada 22 April 2025, Kementerian Agama melalui Direktorat Pesantren menggandeng seluruh Ma’had Aly di Indonesia untuk menyukseskan gerakan “Bumiku Hijau”. Salah satu program utama yang diusung adalah “satu Mahasantri Satur Pohon”, sebagai langkah awal integrasi pendidikan agama dan pelestarian lingkungan.
“Ma’had Aly bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga wahana untuk menanamkan kesadaran lingkungan. Mahasantri harus menjaga iman sekaligus menjaga bumi,” ujar Direktur Pesantren Kemenag, Basnang Said, dalam rapat persiapan di Jakarta, dikutip dari kemenag.go.id minggu, (20/4/2025).
Melalui program ini, setiap mahasantri akan diberi tanggung jawab untuk menanam dan merawat pohon sebagai bentuk nyata kontribusi dalam menjaga kelestarian alam.
“Dengan menanam pohon, kita menanamkan nilai tanggung jawab sekaligus kontribusi untuk masa depan yang lebih hijau,” tegasnya.
Program ini juga akan mendapat dukungan teknis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), guna memastikan keberlanjutan kegiatan lingkungan di pesantren.
Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly, Mahrus, menegaskan bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya agenda musiman, tetapi harus masuk dalam sistem pendidikan.
“Kami ingin menjadikan Hari Bumi sebagai gerakan berkelanjutan yang menyentuh seluruh Mahasantri, bukan hanya simbolis,” ujar Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly itu.
Beberapa Ma’had Aly telah menyiapkan aksi konkret:
- Ma’had Aly Tebuireng akan bekerja sama dengan Bank Sampah Terpadu (BST) dalam mengelola limbah ramah lingkungan.
- Ma’had Aly Walindo menginisiasi aksi bersih-bersih dan rehabilitasi lahan di sekitar pesantren.
Kyai Achmad Roziqi dari Tebuireng menilai pengelolaan lingkungan berbasis pesantren bisa menjadi inspirasi nasional.
“Bank sampah bisa menjadi contoh pengelolaan lingkungan yang baik, tidak hanya untuk pesantren, tetapi juga masyarakat sekitar,” ujarnya.
Sementara itu, Ahsan Syaifur, Ketua DEMA AMALI (Asosiasi Mahasantri Ma’had Aly se-Indonesia), menekankan pentingnya peran media sosial dalam menyuarakan kesadaran ekologis.
“Kami mengajak Mahasantri untuk aktif menulis opini dan artikel tentang lingkungan sebagai bagian dari dakwah yang menyentuh isu kekinian,” kata Ketua DEMA AMALI ini.
Sebagai bentuk keseriusan, AMALI akan mengedarkan surat imbauan kepada seluruh Ma’had Aly agar menyelenggarakan kegiatan bertema Hari Bumi dan mengumpulkan tulisan bertema ekologi untuk dipublikasikan oleh Kemenag.
Langkah kecil seperti menanam pohon bisa menjadi jejak besar untuk bumi. Ketika lembaga pendidikan agama turun tangan menyemai kepedulian lingkungan, maka nilai keislaman dan kelestarian alam bisa tumbuh bersama dalam satu napas: iman dan ekologi. (Ivan)