Gus Yahya Klarifikasi Isu Gus Fahrur dan Tambang Raja Ampat

bumi pesantren | 13 Juni 2025 05:22

Gus Yahya Klarifikasi Isu Gus Fahrur dan Tambang Raja Ampat
Ketum PBNU Gus Yahya Staquf saat konferensi pers. (dok nuonline)

JAKARTA, PustakaJC.co - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menanggapi sorotan publik soal keberadaan Gus Fahrur sebagai Komisaris PT Gag Nikel, perusahaan tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Gus Yahya menegaskan bahwa PBNU tidak pernah memberikan rekomendasi apa pun terkait jabatan di instansi swasta maupun pemerintahan. Dilansir dari nu.or.id, Jumat, (13/6/2025).

“PBNU tidak pernah mengeluarkan rekomendasi apa pun terkait jabatan apa pun. Sampean bisa cari itu ke kesekretariatan, tidak ada satupun surat rekomendasi PBNU untuk jabatan apa pun di mana pun,” tegas Gus Yahya kepada wartawan.

Ia juga menekankan bahwa urusan jabatan atau aktivitas bisnis pengurus PBNU merupakan ranah pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengan organisasi.

“Dia mau bisnis apa kek, ini-itu, itu bukan urusannya PBNU. Masa kita ikut campur. Pada intinya, kalau soal pribadi sebagai pengurus ya silakan tanya sendiri-sendiri,” ujarnya.

Pernyataan itu disampaikan untuk menjawab pertanyaan apakah jabatan Gus Fahrur di perusahaan tambang tersebut mendapat restu atau dukungan dari PBNU. Menurut Gus Yahya, banyak pengurus PBNU yang juga berprofesi lain di luar struktur organisasi.

“Pak Ulil juga pengurus PBNU, dia punya warung di rumah. Saya juga kiai pesantren. Jadi pengurus PBNU bisa macam-macam,” imbuh Gus Yahya.

Sebelumnya, Ketua PBNU Mohamad Syafi’ Alielha atau Savic Ali juga mengkritik praktik eksploitasi sumber daya alam (SDA) yang selama ini tidak membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

“Sudah puluhan tahun kita mengeksploitasi SDA, lingkungan, hutan, dan bumi. Tapi Indonesia enggak juga menjadi negara kaya. Kita mestinya menaruh energi lebih besar untuk meningkatkan sumber daya manusia kita,” kata Savic kepada NU Online, Selasa, (10/6/2025).

Sikap senada juga datang dari Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid. Ia menegaskan dukungannya terhadap pelestarian lingkungan Raja Ampat melalui akun Instagram pribadinya.

“Saya orang NU, saya mendukung pelestarian Raja Ampat,” tulis Yenny, Rabu malam (11/6/2025). Ia pun mengutip Mahatma Gandhi, “Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, tapi tidak cukup untuk memenuhi keserakahan satu orang.”

Sebagai informasi, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia telah mencabut izin tambang empat perusahaan di Raja Ampat yang dinilai tidak sesuai aturan. Sementara, PT Gag Nikel masih beroperasi karena dinilai memenuhi ketentuan AMDAL dan merupakan anak perusahaan dari BUMN PT Aneka Tambang (Antam).

“Presiden atas keputusan rapat langsung mencabut empat IUP dari lima IUP yang ada di Raja Ampat,” ujar Bahlil di Istana Negara, Selasa, (10/6/2025).

Dengan pernyataan tegas dari Gus Yahya, PBNU menegaskan posisinya sebagai organisasi keagamaan yang tidak terlibat dalam urusan bisnis anggotanya. Suara-suara dari internal PBNU pun mengingatkan pentingnya pelestarian lingkungan dan pembangunan manusia sebagai prioritas bangsa. (ivan)