Jakarta, PustakaJC.co - Diplomasi formal dinilai belum cukup ampuh meredam konflik global. Dalam situasi seperti ini, tokoh agama justru memainkan peran kunci yang melampaui sekadar pertemuan antarnegara.
“Kalau perang masih terjadi, itu artinya ada yang tidak beres dengan jalur diplomasi. Di sinilah diplomasi agama menjadi penting,” tegas Staf Khusus Menteri Agama, Faried F. Saenong, dalam Dialog Nasional Ormas Islam dan Organisasi Kepemudaan Islam di Auditorium HM. Rasjidi, Kemenag RI, dikutip dari kemenag.go.id, Sabtu, (2/8/2025).
Menurut Faried, diplomasi berbasis nilai agama memiliki kekuatan moral dan kultural yang dapat menjangkau pihak-pihak yang bahkan tidak memiliki hubungan diplomatik formal.
“Ada negara-negara yang tidak punya hubungan resmi dengan kita, tapi pemimpin agama bisa duduk satu meja dengan siapa pun,” ungkapnya.