Gus Yahya menambahkan, generasi kedua NU mulai terpengaruh gagasan Barat, seperti pada Sarekat Islam karya Haji Umar Said Tjokroaminoto dan Muhammadiyah karya Kiai Ahmad Dahlan. Namun, fokus utama para muassis tetap menjaga jati diri keulamaan.
“Dulu standar keulamaan sangat tinggi, mengacu pada tokoh seperti Kiai Nawawi Banten. Jadi, bukan perkara sepele,” tegasnya.
Lebih lanjut, generasi pascamuassis, seperti KH Mahfudz Siddiq, mengembangkan gagasan Mabadi Khaira Ummah, memperbaiki umat melalui gerakan ekonomi dan moralitas Islam.