Gus Jibril Dorong Kemandirian Santri Lewat Asosiasi dan Usaha UMKM

bumi pesantren | 18 Agustus 2025 15:25

Gus Jibril Dorong Kemandirian Santri Lewat Asosiasi dan Usaha UMKM
Gus Jibril ketua Asosiasi Santri Mandiri sedang berada di tengah kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat yang dikelola Asosiasi Santri Mandiri. (baju Koko merah membawa handbag). (dok istimewa)

LAMONGAN, PustakaJC.co - Ahmad Jibril, akrab disapa Gus Jibril, tidak hanya aktif di dunia pesantren, tetapi juga memimpin gerakan kemandirian santri. Sebagai Ketua Asosiasi Santri Mandiri, ia mendorong santri agar tak hanya kuat secara spiritual, tetapi juga mandiri secara ekonomi, sosial, dan ideologi.

Lulusan Magister Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ini menegaskan, santri sejatinya memiliki modal besar untuk menghadapi tantangan zaman.

 “Santri tidak hanya dibekali ilmu agama, tetapi juga moral, etika, dan kedisiplinan yang kuat. Nilai-nilai ini sangat relevan untuk membangun kemandirian dalam masyarakat,” ujar Ahmad Jibril, saat di wawancarai jurnalis PustakaJC.co, via WhatsApp Minggu, (17/8/2025).

Gus Jibril membina berbagai pesantren dan mitra UMKM yang tergabung dalam organisasi Asosiasi Santri Mandiri.

Menurutnya, santri dituntut mampu mengintegrasikan ilmu agama dengan keterampilan sosial serta menjaga ideologi kebangsaan di tengah derasnya arus budaya dan ideologi asing.

 

“Santri wajib teguh menjaga nilai kebangsaan sekaligus adaptif menghadapi perkembangan zaman,” tegasnya.

Sebagai Ketua Asosiasi Santri Mandiri, Gus Jibril membina berbagai pesantren dan mitra UMKM yang tergabung dalam organisasi tersebut. Lewat wadah itu, ia menggerakkan sejumlah usaha, mulai dari toko frozen food, UMKM makanan seperti pentol, ayam petelur, kopi, hingga berbagai jenis budidaya.

“Awalnya memang sulit membangun usaha, terutama karena soal permodalan. Tapi kami menyiapkan modal bagi mereka yang kesulitan, sementara keuntungan murni diberikan langsung untuk anggota agar mereka bisa mandiri,” jelas putra ketiga dari dzurriyah Pondok Pesantren Al-Fattah Siman, Lamongan itu.

Usaha UMKM pentol yang tergabung dalam organisasi Asosiasi Santri Mandiri.

Tidak hanya soal modal, Gus Jibril juga menekankan pentingnya pendampingan. Ia bersama tim rutin menyiapkan pasar untuk produk baru, menjalin kerja sama dengan perusahaan, pabrik, hingga home industry. Bahkan, program sosial seperti pelayanan dan pengobatan gratis bagi masyarakat juga rutin digelar.

“Memang banyak waktu dan tenaga yang tersita, tapi insyaAllah memberi manfaat luas bagi umat. Sayangnya, sampai sekarang pemerintah belum terlibat langsung dalam program-program yang kami jalankan. Harapannya, pemerintah bisa ikut andil agar gerakan kemandirian ini semakin kuat,” ungkapnya.

Melalui kiprahnya di Asosiasi Santri Mandiri dan berbagai usaha riil yang digerakkan, Gus Jibril ingin menegaskan bahwa santri bukan hanya ahli dalam agama, tetapi juga mampu berdiri di garis depan kemandirian bangsa. Ia berharap gerakan ini melahirkan generasi santri yang berdaya, mandiri, dan bermanfaat luas bagi masyarakat. (ivan)