SURABAYA, PustakaJC.co – Jamaah Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya, larut dalam suasana penuh hikmah pada Jumat, (5/9/2025). Setelah mengikuti pengajian kitab Syarah Al-Hikam Ibnu ‘Athoillah bersama Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, acara dilanjutkan dengan pembacaan Maulid Diba’ yang diikuti para santri dan jamaah dengan khusyuk.
KH Miftachul Akhyar, yang lahir pada 30 Juni 1953 dan juga pendiri serta pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, mengingatkan umat agar waspada terhadap tipu daya dunia. Putra KH Abdul Ghoni, pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlak Rangkah, Surabaya ini menegaskan,
“Dunyo digambarkan koyo pelacur. Bisa kaya cinta, tapi sejatinya penuh syahwat,” ujar Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di hadapan jamaah.
Dalam tausiyahnya, beliau juga berulang kali menekankan doa “Sallim ya Allah, sallim ya Allah”
سَلِّمْ يَا اللّٰهُ سَلِّمْ يَا اللّٰهُ
yang bermakna “Selamatkanlah kami ya Allah, lindungilah kami ya Allah”.
Suasana majelis terasa penuh khidmat. Jamaah duduk bersila di serambi pondok, diterangi lampu sederhana yang menambah nuansa teduh. Lantunan shalawat dari para santri mengiringi jalannya acara hingga memasuki pembacaan Maulid Diba’.
Sebelum lantunan Maulid Diba’ dimulai, KH Miftachul Akhyar berpesan,
“Muga-muga kita semua di kasih syafaat, kelancaran, dan keberkahan Nabi Muhammad SAW,” pesan pengasuh pondok Miftachus Sunnah itu.
Acara yang berpadu antara pengajian kitab kuning dan pembacaan maulid ini menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga hati dari godaan dunia, sekaligus meneguhkan cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Pesan positif KH Miftachul Akhyar meninggalkan kesan mendalam, bahwa hanya dengan pertolongan Allah dan syafaat Rasulullah, umat dapat selamat dan meraih keberkahan hidup. (ivan)
 
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                