SURABAYA, PustakaJC.co - Pondok pesantren telah menjadi mercusuar peradaban Islam Nusantara selama ratusan tahun. Di lingkungan inilah ilmu para ulama diwariskan, adab dibentuk, dan akhlak ditanamkan. Pesantren bukan sekadar tempat mengaji kitab kuning, melainkan ruang pembentukan jiwa dan karakter yang tak selalu bisa ditemukan dalam model pendidikan modern.
Namun dalam beberapa waktu terakhir, muncul arus opini dan pernyataan publik yang berpotensi mengusik marwah pesantren. Setelah sempat mencuat kontroversi dari tayangan Xpose UncensoredTrans7, kini sejumlah pernyataan kembali menimbulkan kegaduhan di ruang digital. Dilansir dari nu.or.id, Kamis, (20/11/2025).
Salah satunya datang dari KH Imaduddin Utsman al-Bantani mengenai istilah “kibin baalawi” yang ia gunakan untuk menilai kiai tertentu. Istilah tersebut tidak dikenal dalam literatur keilmuan, tidak ditemukan dalam kitab fikih, tasawuf, ataupun kamus klasik Arab. Pemakaian istilah yang tidak jelas itu justru memunculkan stigma dan mendorong opini negatif terhadap kiai yang dekat dengan habaib.