Membuat Gaya Penulisan Menjadi Menarik Dengan Literasi

kabar redaksi | 21 Mei 2025 05:27

Membuat Gaya Penulisan Menjadi Menarik Dengan Literasi
dok pinterest

YOGYAKARTA, PustakaJC.co- Kegiatan literasi tidak hanya sebatas membaca, tetapi juga mencakup aktivitas menulis. Secara umum, seseorang yang mulai tertarik membaca baik dalam bentuk buku fisik maupun buku digital akan secara alami terdorong untuk mencoba menulis.

Hal tersebut akan menjadi proses yang berkesinambungan. Seseorang yang gemar membaca akan terdorong untuk menulis, sementara yang gemar menulis akan terus terdorong untuk membaca. Kondisi ini dipicu oleh keinginan seseorang untuk menambah referensi topik atau jenis bacaan yang dapat memicu rasa ingin tahu.

Pertanyaan sederhananya adalah bukankah setiap orang yang sudah memahami cara membaca dan menulis seharusnya bisa menulis? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, penulis akan terlebih dahulu memberikan sebuah ilustrasi.

Seseorang yang pergi ke perpustakaan atau ruang baca biasanya akan memilih buku yang sesuai dengan minatnya, atau setidaknya jenis buku yang dapat membantunya menyelesaikan tugas-tugas, baik untuk sekolah, kuliah, maupun keperluan lainnya.

Ketika seseorang mulai menulis, baik dengan pena di atas kertas maupun menggunakan alat bantu di komputer hingga membentuk sebuah rangkaian cerita, hal tersebut tentu tidak dilakukan secara sembarangan atau asal-asalan. Disadari atau tidak, menulis membutuhkan cara atau metode tertentu agar hasilnya dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan, "Siapa yang rajin membaca, maka pengetahuan dan wawasannya akan bertambah secara akumulatif."

Pepatah tersebut tentu memiliki berbagai perspektif. Membaca dapat dianggap sebagai bentuk investasi dalam hidup, yang pada waktunya akan memberikan hasil atau manfaat dari kebiasaan membaca buku.

Dalam sejarah tanah air, tercatat bahwa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia tahun 1942, jumlah masyarakat yang mampu membaca dan menulis kurang dari 7 persen. Kemudian, pada tahun 1945 setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Presiden Sukarno menyatakan bahwa sekitar 90 persen masyarakat Indonesia masih buta huruf.

Oleh karena itu, pada tahun 1948, pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Sukarno segera mengintensifkan kampanye pemberantasan buta huruf, di mana ia juga turut menjadi pengajar pertamanya.

Peran literasi sangat penting, tidak hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis. Seseorang juga perlu mampu memahami, berpendapat, dan berinovasi berdasarkan apa yang ia baca secara berkelanjutan.

Tidak kalah penting, di era digital saat ini pakar teknologi berlomba-lomba menciptakan karya canggih untuk dipamerkan dan dijual kepada masyarakat. Di sisi lain, pembahasan mengenai literasi juga meningkat secara signifikan, tidak hanya di perkotaan tetapi juga hingga ke pedesaan.

Dengan demikian, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa Hal yang Wajib Diperhatikan Terkait Memahami Literasi

Mampu Menyerap Informasi dengan Baik

Artinya, seseorang yang dapat mengakses informasi, baik melalui buku maupun e-book di era digital saat ini, memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan kualitas pemahamannya terhadap literasi.

Mampu Memahami Isi yang Dibaca

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, intisari terbaik dari membaca adalah memahami inti dari apa yang dibaca. Pemahaman ini menjadi kunci dalam menghasilkan wawasan yang bermakna.

Mampu Menuangkan Tulisan yang Bermutu

Dengan bekal dari poin pertama dan kedua, seseorang akan lebih mampu menghasilkan tulisan yang nyaman dan menarik untuk dibaca. Tulisan yang bermutu secara otomatis mencerminkan karakter penulisnya dan memberikan nilai lebih kepada pembaca.

Mampu Meningkatkan Kesejahteraan

Kemampuan literasi yang baik tidak hanya berhenti pada pemahaman, tetapi juga dapat memberikan dampak positif pada taraf hidup seseorang. Pengetahuan yang mendalam dapat meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan yang lebih baik, sesuatu yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan.

Selain itu, bagi yang sudah lancar menulis dengan topik tertentu, mulailah memperluas referensi bacaan Kawan ke berbagai tema atau bidang lain. Membiasakan diri membaca dari referensi yang beragam akan membantu memperkaya kosa kata dan memperluas wawasan.

Dengan demikian, gaya penulisan Kawan akan menjadi lebih teratur, segar, dan menarik, sehingga tidak terkesan monoton. (int)