Komunitas

Perkembangan Motif Batik yang Mengglobal

Perkembangan Motif Batik yang Mengglobal
dok brilio

 

"Hal ini diduga mencerminkan pula jenis dan motif hiasannya, seperti: ambay-ambay, angsit muang putih, angsit muang rangga, cadar siwa kidang, ganjar haji patra sisi, ganjar patra, kalyaga, lunggar mayang, pilih angsit, pilih magong, sadugala, sulasih, tapis, atmaraksa dan lain-lain," tulis Amanah.

 

Sejarah Batik Tulis Oey Soe Tjoen yang Kini di Ambang Kepunahan

Munculnya Kerajaan Islam seiiring pula dengan berkembangnya teknik batik tulis. Batik tulis saat itu dikenakan sebagai busana raja dan keluarganya, dengan motif seperti kawung, parang, sawat, cemungkiran, dan alas-alasan. Motif ini sering disebut sebagai “pola larangan”. Sementara batiknya lebih dikenal dengan batik keraton.

 

".....Ketrampilan membatik dengan mengunakan canting sudah digunakan pada saat itu dan batik masih menjadi seni rahasia Istana terutama untuk motif-motif khusus seperti Sidomukti dan Sidoluruh," bebernya.

 

Setelah Perjanjian Giyanti pada 1755, berbagai pola ragam hias berkembang secara terpisah di dua keraton, yakni Yogyakarta dan Surakarta. Masing-masing keraton menampilkan matra keindahan dan gaya berbeda.

Baca Juga : Jokowi dan Anggota Kabinet Indonesia Maju Sampaikan SPT Pajak di Istana Negara
Bagikan :