SURABAYA, PustakaJC.co - Dalam rangka hari ulang tahun Dewan Kerajinan Nasional Daerah, atau Deskranada Jawa Timur ke 43 dan melanjutkan sukses Batik Bordir & Aksesoris (BBA) Fair 2023, kembali digelar di Grand City Convention Dan Exhibition yang ke 18 kalinya, 8 –12 Maret 2022.
Bertajuk Suwarna Griya Nusantara serta mengangkat tema wirausaha baru tercipta perajin berjaya, dan mendukung gerakan nasional bangga buatan Indonesia sekaligus ajang kreatifitas, inovasi para perajin, UKM, industri kreatif, serta untuk mewujudkan promosi dan pemasaran produk kepada masyarakat luas acara BBA Fair 2023 dibuka oleh Gubernur Jatim, yang diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono.
Adhy mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bertekad memperluas lapangan kerja ekonomi kerakyatan berbasis UMKM. Pemprov Jatim memberikan dukungan UMKM untuk terus tumbuh dan berkembang, salah satunya melalui Pameran Batik Bordir dan Aksesoris seperti saat ini.
“Gelar Akbar produk batik dan produk fashion perlengkapannya ini semakin menunjukkan posisi batik sebagai warisan budaya dunia yang menjadi kebanggaan Indonesia dan tetap disukai serta dibutuhkan oleh berbagai lapisan masyarakat dari waktu ke waktu”, kata Adhy.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak mengatakan bahwa pameran ini sebagai bentuk dukungan terhadap produk dalam negeri serta untuk meningkatkan ekonomi para perajin.
“Sebab perajin juga menjadi salah satu yang terdampak selama pandemi ini. Untuk itu kami wadahi supaya dapat meningkatkan ekonomi UMKM,”ujarnya seusai acara.
Arumi optimis tahun ini pameran tersebut dapat diselenggarakan lebih meriah dengan animo yang lebih tinggi pula. Apalagi, Jatim tengah berada di masa pemulihan pasca Pandemi Covid-19.
"Dengan melandainya Covid-19, pastinya animo masyarakat sudah menjadi lebih baik. Lebih banyak lagi hasil karya lokal yang bisa unjuk gigi," katanya.
Bagi Arumi tidak ada target transaksi dari pameran ini. Diharapkan pameran ini dapat memberi stimulan agar banyak yang membeli.
“Kecintaan pada produk Indonesia, bangga buatan Indonesia, jadi optimistis sekali antusias dari masyarakat juga baik kita tidak hanya menggelar offline tetapi juga online,” katanya.
Arumi memaparkan bahwa backbone ekonomi Jawa Timur 56,94 persen dari 57 persen adalah UMKM. Untuk itu pameran ini tidak hanya dilihat secara offline tetapi juga online.
“Oleh karena itu secara bertahap inisiasi-inisiasi ekspos seperti ini akan membuka ruang bukan hanya langsung ada disini. Akan tetapi juga di ikuti secara online” pungkasnya.
Pameran ini didukung oleh dekranasda Provinsi Jawa Timur Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Kamar Dagang dan industri Jawa Timur dan disponsori oleh Bank Jatim. Pameran ini menampilkan berbagai produk desain dan motif terkini batik tradisional etnik maupun modern dari kalangan pengusaha industri dan pengrajin batik, bordir, tenun, ulo, songket, sulaman kebaya, busana muslim, dan tradisional, produk kulit dan aksesoris, perhiasan batu permata, mutiara produk agrikultur, furniture, makanan dan minuman, kosmetik, dan kesehatan wanita. (ayu)