SURABAYA, PustakaJC.co - Literasi dan inklusi keuangan di Indonesia mengalami peningkatan signifikan sepanjang 2025. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dirilis awal Mei lalu oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS), indeks literasi keuangan nasional naik menjadi 66,46 persen dari 65,43 persen pada tahun sebelumnya.
Di sisi lain, indeks inklusi keuangan melonjak menjadi 80,51 persen. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin memahami konsep keuangan dan aktif menggunakan layanan keuangan formal.
Peningkatan ini bukan hanya terlihat di kota besar. Di sejumlah wilayah perdesaan, tren literasi keuangan juga mulai tumbuh, meski masih terdapat kesenjangan dibandingkan kawasan perkotaan.
Masyarakat desa kini tidak hanya pandai menabung, tetapi juga mulai mengenal investasi, asuransi, hingga layanan perbankan digital.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyebutkan bahwa survei tahun ini mengacu pada penghitungan dari 9 sektor lembaga jasa keuangan, termasuk fintech peer-to-peer lending dan penyelenggara sistem pembayaran.