Dengan meningkatnya jumlah peserta, durasi festival pun diperpanjang. Jika sebelumnya hanya menampilkan delapan grup per malam, kini menjadi 10 hingga 12 grup setiap malam.
Peserta FRR XXI berasal dari kalangan pelajar SMP dan sederajat se-Ponorogo. Mereka mendaftar secara mandiri, berlatih intensif, bahkan menempuh perjalanan dengan modal swadaya.
“Even ini harus kita jaga, bukan sekadar pertunjukan, tapi sebagai skema pelestarian Reog agar tidak terancam punah,” tegas Judha.