GRESIK, PustakaJC.co - Dua siswi SMP Islamic Qon Gresik berhasil menghadirkan inovasi ramah lingkungan untuk membantu petani mengatasi hama tikus. Mereka menciptakan TEKTIKUS (Teknologi Anti Tikus), alat pengusir hama berbasis panel surya dan sensor ultrasonik.
Inovasi yang digarap Clarissa Haura Putri Budiono dan Furaidah Al-Haditsa ini telah diuji coba di area persawahan Desa Gredek, Kecamatan Duduksampeyan, Gresik. Ide tersebut lahir dari keluhan petani terkait meningkatnya populasi tikus sawah yang dapat merusak hingga 75 persen hasil panen. Dilansir dari gresiksatu.com, Sabtu, (22/11/2025).
Selama ini, petani hanya mengandalkan gropyokan, racun kimia, hingga pemasangan listrik—metode yang dinilai kurang efektif dan berisiko bagi keselamatan.
Kepala SMP Islamic Qon Gresik, Sholihah, menjelaskan bahwa kedua siswi tersebut mencoba menghadirkan solusi yang aman, murah, dan berkelanjutan.
“TEKTIKUS dirancang menggunakan panel surya dan sensor ultrasonik untuk melindungi pertanian padi. Tujuannya membantu petani mengatasi hama tikus secara efektif dan berkelanjutan,” ujarnya, Jumat, (21/11/2025).
Pembuatan alat berlangsung dua bulan dengan pendampingan dari Dinas Pertanian Kabupaten Gresik serta Pemerintah Desa Gredek melalui akses ke kelompok tani sebagai pengguna teknologi langsung.
“Hasil uji coba menunjukkan semua komponen berjalan optimal. TEKTIKUS terbukti efektif sebagai solusi ramah lingkungan,” tambahnya.
Sholihah menegaskan, inovasi ini lahir dari Lomba Inovasi Antar Kelas, program tahunan sekolah yang mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif.
“Inovasi bukan soal siapa yang juara, tapi bagaimana siswa belajar bekerja sama dan berani mencoba hal baru,” tegasnya.
Kepala Desa Gredek, Bahrul Gofar, memberi apresiasi atas karya para pelajar tersebut. Menurutnya, TEKTIKUS sudah mulai dicoba petani dan menunjukkan potensi besar.
“Alat ini membantu meminimalisir keberadaan tikus di sawah. Namun evaluasi tetap perlu karena hama tikus bersifat musiman,” jelas Bahrul.
Ia berharap ke depan alat ini dapat dikembangkan dengan biaya produksi lebih murah agar semakin terjangkau para petani.
“Secara umum, kami sangat mengapresiasi inovasi siswa yang benar-benar memberi manfaat,” tutup Kepala Desa Gredek ini. (ivan)