SURABAYA, PustakaJC.co – Aksi demo anarkis di Surabaya, Jumat (29/8), bukan hanya mengganggu ketertiban, tetapi juga membuat perekonomian kota terpukul. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, Ali Afandi, menyebut kerugian pelaku usaha ditaksir mencapai Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar hanya dalam sehari.
“Kerugian paling besar dialami sektor ritel modern, kuliner, transportasi, dan perhotelan. Omzet ritel dan kuliner turun 30–40 persen pada hari aksi. Transportasi publik maupun online juga mengurangi operasional karena mobilitas warga terbatas,” ujar Ali. Dikutip dari jawapos.com, Senin, (1/9/2025).
Dari laporan anggota Kadin, dampak paling berat dirasakan pelaku UMKM yang kehilangan pemasukan harian akibat pusat perbelanjaan tutup lebih awal, distribusi logistik tersendat, dan pelanggan enggan beraktivitas di luar rumah.
Ali menegaskan, demokrasi dan penyampaian aspirasi publik adalah hak yang harus dihormati. Namun ia mengingatkan, jika demo berubah menjadi anarkis, masyarakat kecil dan UMKM yang paling dirugikan.
“Dampaknya bukan hanya soal angka, tetapi juga rasa aman pelaku usaha,” katanya.
Kadin Surabaya kini berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk melindungi dunia usaha sekaligus menjaga distribusi logistik tetap lancar. Selain itu, Kadin mendorong pemerintah menyiapkan program pemulihan bagi UMKM terdampak serta membuka saluran laporan kerugian dari pengusaha.
“Kami percaya Surabaya tetap tangguh. Tugas kita menjaga keseimbangan: ruang demokrasi tetap terbuka, tapi stabilitas usaha dan iklim investasi tidak boleh terganggu. Kalau roda usaha berhenti, yang paling dulu terkena imbas adalah pekerja kecil dan UMKM,” tegas Ali.
Pesan ini menjadi pengingat penting: menjaga stabilitas bukan sekadar urusan pengusaha besar, tetapi soal keberlangsungan nafkah jutaan pekerja kecil yang menggantungkan hidup dari denyut ekonomi Surabaya. (ivan)