Alih Fungsi Lahan Biang Surabaya Panas Ekstrem

surabaya | 24 Oktober 2025 18:25

Alih Fungsi Lahan Biang Surabaya Panas Ekstrem
Alun-alun surabaya. (dok jawapos)

SURABAYA, PustakaJC.co – Cuaca panas ekstrem yang melanda Surabaya bukan semata fenomena alam. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur menilai, suhu tinggi yang belakangan dikeluhkan warga adalah dampak dari alih fungsi lahan hijau yang ugal-ugalan dan lemahnya tata ruang kota.

 

Ketua Walhi Jatim, Wahyu Eka Setyawan, menegaskan bahwa Surabaya gagal menjaga keseimbangan ekologis. Dilansir dari jawapos.com, Jumat, (24/10/2025).

 

“Kota ini telah kehilangan fungsi ekologisnya karena dikonstruksi sebagai ruang ekonomi tanpa batas. Surabaya perlu segera memperkuat adaptasi iklim berbasis tata ruang ekologis,” ujarnya, Jumat, (24/10/2025).

 

 

 

Ia menilai, Pemkot Surabaya perlu melakukan moratorium izin alih fungsi lahan hijau dan berani menekan emisi dari sektor transportasi serta industri melalui transisi energi bersih yang adil.

 

Penelitian ITS (Syafitri, Pamungkas, dan Santoso, 2021) mencatat, kawasan padat bangunan dan minim vegetasi di Surabaya Timur memiliki suhu permukaan lebih panas 1,59°C dibanding kawasan pinggiran. Fenomena ini dikenal sebagai Urban Heat Island (UHI).

 

“Krisis iklim bukan ancaman masa depan, karena ia sudah terjadi, dan Surabaya adalah buktinya,” tegas Wahyu.

 

 

Data observasi Walhi selama dua dekade (2002–2023) juga menunjukkan tren yang sama: ruang terbuka hijau terus menyusut, terutama di wilayah Surabaya Barat dan Timur, digantikan perumahan dan kawasan ekonomi padat ruang.

 

Meski Pemkot mengklaim telah menanam pohon dan memperbanyak taman kota, Walhi menilai alih fungsi lahan masih masif, menyebabkan suhu permukaan terus meningkat dan memperparah panas ekstrem di kota pahlawan ini. (ivan)