SURABAYA, PustakaJC.co - Es gempol pleret merupakan minuman favorit warga Jawa Tengah, khususnya di Solo Raya. Es gempol bisa dikatakan sebagai minuman maupun makanan. Hal ini karena komposisi dasar gempol dan pleretnya yang berasal dari tepung beras.
Secara etimologis, makna dari frasa Gempol Pleret berasal dari kata jempol dalam bahasa Jawa yang berarti ibu jari. Sumber lain mengatakan karena pembuatan gempol pleret menggunakan ibu jari dari pembuatnya.
Tetapi hal yang menarik es gempol ini telah muncul pada era Mataram Islam. Hal ini karena es gempol pleret merupakan satu dari 48 jenis makanan yang ditemukan dalam Serat Centhini karya R. Ng. Soeradipoera di tahun 1814.
Diketahui Serat Centhini mengulas banyak kuliner-kuliner yang berkembang di masyarakat Jawa. khususnya peradaban saat masa Mataram Islam di Kertasura. Saat itu Keraton Kartasura dipimpin oleh Pakubuwono V.
Walau sudah ada sejak abad 16-17, hingga kini belum diketahui secara pasti dari mana asal es gempol. Ada yang menyebut, es gempol berasal dari Jepara. Diketahui es gempol dengan mudah ditemukan di jalan-jalan di Jepara.
Tetapi ada juga yang menyebut minuman ini berasal dari wilayah Solo Raya, tepatnya di Sukoharjo. Hal ini diungkap Kepala Desa Karangwuni, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Ateng Hartono.
Dia menjelaskan kalau pada 1970-an, banyak warga Desa Karangwuni merantau ke Semarang untuk berdagang es gempol pleret. Sehingga banyak juga warga sekitar yang belajar dari pedagang itu.
“Awalnya itu jualan di desa. Lalu ada yang merantau hingga ke Semarang dan jualan di sana,” ujar Ateng.
Produsen gempol pleret asal Desa Karangwuni, Widodo mengutarakan mewarisi resep minuman ini dari kakek buyutnya. Karena itu dirinya meyakini bahwa minuman ini berasal dari Desa Karangwuni.
“Jadi es gempol pleret itu minuman asli Solo Raya, bukan dari Semarang,” ucapnya.
Desa Karangwuni sendiri sangat identik dengan sentra gempol pleret. Sebab banyak warganya yang menjadi produsen gempol pleret, maupun penjual minuman ini.Bahkan sampai beberapa generasi.
Memburu Kelezatan Bubur Samin yang Jadi Primadona Kota Solo saat Ramadan
Widodo menyebut saat ini ada sekitar 9 warga Karangwuni yang menjadi produsen gempol pleret, dan sekitar 15 orang menjual minuman ini. Bahkan sampai merantau ke luar kota seperti Semarang.
“Yang merantau jualan es gempol pleret masih ada sampai sekarang, seperti di Semarang,” pungkasnya. (int)