Menurut Natalia Lawrence, seorang ahli psikologi dari University of Exeter, rasa jijik ini bisa terbentuk secara bertahap. Misalnya, saat seseorang mulai mengurangi daging seperti dalam tantangan Veganuary lama-lama tubuhnya membentuk respons otomatis untuk menolak daging. Bahkan, respons ini bisa jadi semacam alarm instingtif untuk menghindari makanan yang mungkin berbahaya atau terkontaminasi.
Lebih dari sekadar “geli”, rasa jijik ini adalah mekanisme perlindungan tubuh. Jadi kalau ada teman vegetarian yang langsung ilfeel saat melihat steak juicy atau ayam goreng renyah, jangan heran otak dan tubuh mereka sedang bekerja keras menjaga jarak dari “ancaman”.
Menarik, ya? Ternyata urusan makanan bisa melibatkan reaksi biologis yang begitu dalam. (nov)