“Jadi lahan yang tidak produktif ini bisa digunakan untuk lahan industri, tapi bagi lahan hijau yang peoduktif terutama area persawahan tolong tetap dijaga produktivitasnya sehingga bisa dimaksimalkan untuk produktivitas pangan. Ini jadi bagian dari penguatan kita menjawab krisis pangan dunia,” katanya.
Menurutnya, tidak mudah untuk memberseiringkan antara lahan sawah dan lahan untuk industri. Tentunya, semua Perda di masing-masing kabupaten/kota sudah membuat pemetaan antra lahan hijau dan lahan industri.
“Antara penggunaan lahan sawah dan penggunaan lahan untuk industri meskipun regulasinya sudah jelas namun sering ditemukan ada conflict of Interest. Itulah yang membutuhkan komitmen kita semua bahwa hari ini dunia sedang menghadapi ancaman krisis pangan. Mari kita jaga produksi.pangan Jatim,” katanya.
Sementara itu, Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, Giat penanaman Bibit Mangrove dan Tebar Benih Ikan serta Benur Udang ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Statistik Nasional (HSN) tahun 2022 yang diselenggarakan BPS Provinsi Jawa Timur dan dilakukan serentak bersama 38 kabupaten kota Se Jawa Timur.