Satu Abad NU: Sejarah hingga Tema dan Logo

gaya hidup | 03 Februari 2023 19:34

Satu Abad NU: Sejarah hingga Tema dan Logo
Dok nu

SURABAYA, PustakaJC.co - Perayaan Satu Abad NU akan digelar pada 7 Februari 2023 di Sidoarjo. Ketua Umum PBNU saat ini yakni KH Yahya Cholil Staquf. Sementara Rais 'Aam-nya yakni KH Miftachul Akhyar. Hingga saat ini, jumlah anggota NU mencapai puluhan juta jiwa.

 

Untuk memeriahkan dua momen tersebut, detikJatim merangkum sederet ucapan selamat Harlah dan Satu Abad NU. Namun sebelum itu, ada baiknya mengetahui sejarah singkat berdirinya NU.

 

Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama (NU)

Pada suatu era, Raja Ibnu Saud ingin menerapkan asas tunggal yakni Mazhab Wahabi di Makkah, Arab Saudi. Selain itu, ia juga ingin menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam.

 

Sebab, banyak muslim dari seluruh dunia yang ziarah di peninggalan sejarah Islam tersebut. Sehingga dianggap bidah.

 

Kalangan pesantren di Tanah Air menentang rencana Raja Ibnu Saud. Waktu itu, kalangan pesantren membela keberagaman, menolak pembatasan mazhab dan penghancuran warisan peradaban.

 

Demi mempertahankan sikap tersebut, kalangan pesantren dikeluarkan dari keanggotaan Kongres Al Islam di Yogyakarta pada 1925. Dengan begitu, kalangan pesantren tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Muktamar Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Makkah.

 

Itu merupakan muktamar yang akan mengesahkan keputusan Raja Ibnu Saud yang ingin menerapkan asas tunggal yakni Mazhab Wahabi. Sehingga kalangan pesantren tak tinggal diam.

 

Kalangan pesantren membuat delegasi sendiri agar bisa ikut Kongres Islam Internasional. Nama delegasi tersebut Komite Hejaz. Ketuanya KH Wahab Hasbullah.

 

Alhasil, Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Keputusan tersebut buah dari penolakan kalangan pesantren dan umat Islam di banyak penjuru dunia. Maka dari itu hingga saat ini di Makkah bebas beribadah sesuai dengan mazhab masing-masing.

 

Itu menjadi peran pertama kalangan pesantren di level internasional. Kalangan pesantren berkontribusi dalam memperjuangkan kebebasan bermazhab. Termasuk turut menyelamatkan peninggalan sejarah dan peradaban.

 

Setelah itu, kalangan pesantren merasa perlu membentuk organisasi yang lebih sistematis. Itu sebagai upaya untuk mengantisipasi perkembangan zaman.

 

Sehingga muncul kesepakatan membentuk organisasi bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama). Organisasi tersebut berdiri pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926).

 

Nahdlatul Ulama (NU) dipimpin KH Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Untuk menegaskan prinsip dasar NU, Kiai Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar).

 

Kemudian, sang kiai juga merumuskan Kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Dua kitab tersebut diejawantahkan dalam Khittah NU. Khittah NU tersebut dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak di bidang sosial, keagamaan dan politik.

 

2. Tema dan Logo Satu Abad NU

PBNU telah merilis logo Satu Abad NU pada 20 Juni 2022. Logo tersebut dibuat secara khusus dengan makna yang sejalan tema peringatan Harlah Satu Abad NU, seperti dikutip detikHikmah.

 

Tema yang diangkat dalam perayaan Satu Abad NU adalah Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru. Tema tersebut dipilih dengan landasan pada salah satu hadis Rasulullah SAW yang berkaitan dengan lahirnya pembaharu di setiap satu abad.

 

Hadis tersebut bersumber dari Abu Hurairah RA. Ia meriwayatkan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut.

 

Bacaan Arabnya:

 

???? ????? ???????? ?????? ????????? ????? ?????? ????? ??????? ?????? ???? ????????? ????? ?????????

 

Artinya:

 

Sesungguhnya Allah mengutus kepada umat Islam, setiap seratus tahun, seorang yang memperbarui untuk mereka (interpretasi) ajaran agama mereka. (HR Abu Daud).

 

Logo Satu Abad NU terdiri dari dua warna utama yakni warna emas dan hijau. Warna emas mencerminkan optimisme dan melambangkan visi mulia yang hendak diraih. Sementara warna hijau melambangkan kiprah NU dalam menegakkan diri sebagai organisasi umat Islam terbesar.

 

Logo tersebut dibentuk oleh konfigurasi angka satu berwarna hijau dan stilisasi angka dua berbentuk pita berwarna keemasan. Tujuannya memberi nuansa selebrasi.

 

Bentuk pitanya juga memberi kesan gerakan yang tumbuh melingkupi angka satu, yang melambangkan visi dan proyeksi NU untuk mendigdayakan NU dalam menjemput abad keduanya dengan kebangkitan baru. (int)