Semacam tarian yang diiringi tabuhan gamelan, dilengkapi dengan barisan kuda kembar sebanyak seratus empat puluh ekor dan harus dapat menghadirkan binatang berkepala dua. Syarat ini sebenarnya diajukan sebagai cara Sanggalangit menolak secara halus.
Sementara di sisi lain, Raja Singabarong yang berasal dari Kerajaan Lodaya juga memiliki niat yang sama. Tetapi dia telat, karena Dewi Sanggalangit sudah hendak dilamar. Karena itu, sewaktu lamaran tiba, Singabarong mencoba menggagalkannya.
Swandana sendiri telah berhasil mewujudkan permintaan Sanggalangit. Dirinya sudah menciptakan tontonan dengan kreasi baru dan binatang berkepala dua. Prabu ini juga sudah bermaksud mendatangi Kerajaan Kediri, tempat sang dewi berada.