Menurut Jeffrey, tingkat hunian rata-rata mencapai 60 persen lebih sepanjang 11–20 September, bahkan mendekati penuh di beberapa hari. Dari total 130 kamar, mayoritas ditempati kafilah, pendamping, dan panitia MTQ.
Pihak hotel juga menyiapkan strategi harga dinamis, memperluas area musala, serta menghadirkan menu khas Jember seperti nasi repah, nasi guduk Arjasa, ayam kampung Pandan Lungan, hingga sop buntut untuk memperkaya pengalaman tamu.
“Ciri khas makanan Jember kami tonjolkan agar tamu luar daerah merasakan keunikan lokal. Ini membuat pengalaman menginap semakin berkesan,” pungkas Jeffrey. (ivan)