Pepadi Jatim memastikan semua peserta mendapat apresiasi. Tidak ada konsep kalah dan menang. Sebanyak 30 peserta dipetakan menjadi tiga kategori penyaji terbaik.
Penilaian mencakup kemampuan teknis, penguasaan iringan, sastra, komunikasi, hingga nilai filosofis yang disampaikan melalui pertunjukan.
Di sisi lain, teknologi juga mulai masuk dalam dunia wayang. Lighting, tata panggung, hingga media sosial kini menjadi ruang baru yang dapat dimanfaatkan dalang muda.
“Regenerasi harus adaptif. Belajar bisa dari mana saja — YouTube, TikTok, Instagram. Yang penting mau berkembang,” pungkas Sinarto. (ivan)