Capaian Booster Tembus 3,6 Juta Orang, Pemprov Jatim Siapkan Posko Mudik Layani Vaksinasi Covid-19

pemerintahan | 13 April 2022 10:28

Capaian Booster Tembus 3,6 Juta Orang, Pemprov Jatim Siapkan Posko Mudik Layani Vaksinasi Covid-19
Dok kominfo jatim

SURABAYA, PustakaJC.co - Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan menyiapkan posko-posko mudik yang dilengkapi dengan pelayanan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat yang akan pulang kampung ke wilayah Jawa Timur untuk merayakan Idulfitri 1443 Hijriyah.

 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan posko mudik yang melayani vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat tersebut rencananya akan disiapkan di sejumlah wilayah di Jawa Timur.

"Kita sepakat, di titik-titik mudik akan ada posko untuk melakukan vaksinasi," katanya.

 

Gubernur menjelaskan, terkait dengan titik-titik mana saja yang akan disiapkan untuk pelayanan vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat yang melaksanakan mudik Lebaran tersebut, saat ini tengah dimatangkan oleh Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur.

 

Menurutnya, pada pelaksanaan mudik Lebaran 2022 kali ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Polda Jawa Timur tidak akan melakukan penyekatan arus kendaraan yang akan masuk ke wilayah tersebut.

 

"Kalau penyekatan tidak ada, tapi posko itu nanti tersebar. Saya sudah meminta tolong ke Pak Kapolda terkait jumlah finalnya berapa banyak," katanya.

Dalam menghadapi mudik Lebaran kali ini, lanjutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga akan menyiapkan angkutan mudik gratis khusus kapal laut yang melakukan penyeberangan ke pulau-pulau yang ada di Sumenep, Madura.

 

"Mudik gratis, ada untuk kapal laut penyebarangan ke pulau-pulau di Sumenep," kata Khofifah Indar Parawansa.

 

Pemerintah telah menetapkan libur nasional Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriyah 2-3 Mei 2022, sementara cuti bersama jatuh pada 29 April, 4, 5, dan 6 Mei 2022. Pemerintah memperkirakan sekitar 85 juta orang akan melakukan mudik pada Lebaran 2022.

 

Ada sejumlah persyaratan bagi para pemudik, diantaranya adalah untuk masyarakat yang baru menerima dosis pertama vaksin COVID-19, masih diwajibkan untuk melampirkan hasil tes PCR yang berlaku 3x24 jam sebelum melakukan perjalanan.

 

Sementara bagi masyarakat yang sudah menerima dosis kedua, hanya perlu melampirkan hasil tes antigen 1x24 jam atau PCR 3x24 jam. Sedangkan masyarakat yang sudah mendapatkan dosis penguat atau booster, tidak perlu melampirkan hasil tes sebagai syarat perjalanan.

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Jawa Timur menyampaikan bahwa angka vaksinasi penguat atau dosis tiga di wilayah setempat mencapai sekitar 3,6 juta orang.

 

Mengutip data dari Satgas Penanganan COVID-19 Jatim di Surabaya, Selasa malam menunjukkan jumlah peserta vaksin dosis ketiga hingga hari ini di angka 3.628.237 orang atau masih 11,4 persen dari target.

 

Kemudian, untuk jumlah peserta vaksin dosis dua di Jatim mencapai 24.467.527 orang atau 76,88 persen.

 

 

Sementara untuk dosis pertama jumlah peserta yang sudah disuntik sebanyak 29.294.987 orang atau 92,05 persen.

 

Di Jatim, dari sekitar 40 juta penduduknya, sasaran vaksinasi berjumlah 31.826.206 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik, masyarakat rentan dan warga umum, usia 12-17 tahun serta anak-anak.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau warga yang belum mendapat suntikan vaksin untuk segera ikut, termasuk untuk vaksin penguat.

 

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu meminta masyarakat tidak khawatir kehabisan karena stok masih aman dan bisa dimanfaatkan untuk melakukan perjalanan mudik menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah.

 

“Jumlah vaksin banyak dan masyarakat tidak perlu khawatir. Jadi, kalau memang belum suntik dosis tiga, segera vaksin di pelayanan terdekat,” katanya.

 

Saat ini, kata dia, jumlah stok vaksin ada 1.071.590 dosis yang tersebar di kabupaten dan kota se-Jatim.

 

Menurut Khofifah, masyarakat yang akan memanfaatkan vaksin dosis penguat dianjurkan untuk segera mengikuti, sehingga saat mudik sudah terproteksi.

 

Apalagi, lanjut dia, vaksinasi menjadi penting dalam menghadapi tradisi mudik saat Hari Raya Idul Fitri, mengingat dalam prosesnya setiap orang akan berkumpul dengan sanak saudara, sehingga dibutuhkan perlindungan lebih agar aman dari penyebaran COVID-19.

“Vaksin ini jangan dibilang sebagai satu syarat yang memberatkan, sebab dilakukan supaya bisa saling melindungi. Kalau orang mudik itu pasti sowan terlebih dahulu kepada yang sepuh atau paling senior, makanya kita semua harus saling melindungi dan terlindungi,” ujarnya.

 

Mantan Menteri Sosial itu juga mengatakan bahwa vaksin telah tersedia dan dapat diakses dengan mudah dari tempat-tempat pelayanan tertentu, salah satunya di setiap puskesmas. (ayu)