Buka Ruang Interaksi Tanpa Sekat dengan Rakyat, Pemda DIY akan Gelar Pementasan Ketoprak Pejabat

pemerintahan | 02 Desember 2022 08:00

Buka Ruang Interaksi Tanpa Sekat dengan Rakyat, Pemda DIY akan Gelar Pementasan Ketoprak Pejabat
Bambang Paningron, Sutradara Ketoprak dan Dian Lakshmi Pratiwa, Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disbud DIY), saat jumpa pers di Ruang Wisanggeni Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (01/12/2022). (foto; anas pustakajc.co)

YOGYAKARTA,  PustakaJC.co - Di penghujung tahun 2022, Pemerintah Daerah DIY akan menggelar pertunjukan ketoprak pada Sabtu (01/12). Gelaran ini untuk makin merekatkan para pejabat DIY dengan masyarakat. 

 

Gelaran ketoprak tersebut digagas langsung oleh Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X dengan mengangkat tema Crah Agawe Bubrah, Rukun Agawe Santosa.

 

Tema itu semakin menarik karena akan melibatkan berbagai kalangan mulai dari pejabat pemerintahan daerah, akademisi, aparat keamanan, budayawan, serta akan menampilkan seniman kondang Didi Nini Thowok.

 

Bambang Paningron, Sutradara Ketoprak  memastikan pementasan ini akan sangat istimewa. Ia mengklaim bahwa pertunjukan ketoprak ini mengingatkannya pada sebuah buku yang ditulis oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X berjudul Bercermin di Kalbu Rakyat.

 

"Event ketoprak kali ini saya kembali teringat sebuah buku bunga rampai ing ngarso dalem Sri Sultan Hamengkubuwono x yang berbicara tentang cermin di kalbu rakyat," kata Bambang, saat jumpa pers di Ruang Wisanggeni Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (01/12/2022).

Tujuan dari digelarnya pertunjukan ketoprak, menurut Bambang, untuk merekatkan  para pejabat DIY dengan masyarakat secara umum. Sebab katanya, pejabat memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar, sehingga terkadang mereka lupa dengan masyarakat.

 

"Ketika kami diminta membuat naskah dengan pesan jangan sulit-sulit pejabat atau yang memiliki kekuasaan kemudian pasti akan sangat repot dengan berbagai tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan," ucapnya.

 

Bambang mengiyakan pesan tersebut,  namun untuk memberikan pertunjukan yang sempurna, ia memberi masukan perlu adanya sebuah jembatan antara para pejabat DIY dan beberapa elemen-elemen yang lain, termasuk masyarakat untuk saling mencairkan diri dalam sebuah pentas seni ketoprak.

 

Terkait dengan naskah yang dibuat, Bambang memberikan gambaran sederhana, cerita ketoprak itu menggambarkan bagaimana sebuah kekuasaan tidak ada artinya jika tidak memiliki nilai kemanfaatan bagi masyarakat.

"Maka kemudian kami membuat sebuah naskah yang bisa menggambarkan bagaimana kekuasaan atau atau jabatan itu bisa tidak ada artinya sama sekali jika tidak ada manfaatnya untuk rakyat," tegasnya.

 

Senada dengan Bambang Paningron, Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disbud DIY), Dian Lakshmi Pratiwa mengatakan bahwa ada beberapa hal yang melatarbelakangi gagasan yang diutarakan oleh Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X terkait dengan pementasan ketoprak.

 

"Gagasan ini langsung dari Bapak Gubernur kemudian langsung ke UPD teknis di kami Dinas Kebudayaan. Sebenarnya apa sih latar belakang dari pementasan ketoprak ini perlu digagas oleh beliau," ungkap Dian.

Dian menjelaskan, ada beberapa yang melatarbelakangi adanya pementasan ketoprak ini, yang pertama agar antara pejabat dan masyarakat memiliki ruang interaksi.

 

"Hal itu terkait situasi dan kondisi saat ini dan ke depan. Yang pertama, bahwa beliau menginginkan ruang interaksi, ruang tanpa sekat, antara pejabat di DIY," ucap Dian  

 

Menurut Dian pejabat DIY tidak hanya Pemda DIY, tetapi juga akademisi, rektor, aparat, para tokoh-tokoh yang lain.

Maka dari itu, menurutnya perlu adanya interaksi antara  para pejabat dengan masyarakat agar menciptakan sebuah keselarasan.

 

"Interaksi antara pejabat dengan masyarakat terlalu di jembatani kemudian memberikan sebuah apresiasi karya seni sehingga akan lebih cair suasananya," tandasnya. (anas)