Hari Kesehatan Sedunia, Khofifah Ajak Ibu Hamil Gunakan Aplikasi Cegah Risiko Kehamilan

pemerintahan | 07 April 2025 19:48

Hari Kesehatan Sedunia, Khofifah Ajak Ibu Hamil Gunakan Aplikasi Cegah Risiko Kehamilan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak ibu hamil dan pasangan usia subur menggunakan dua aplikasi digital inovatif. (dok womanblitz.com)

SURABAYA, PustakaJC.co - Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Sedunia 2025, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak ibu hamil dan pasangan usia subur menggunakan dua aplikasi digital inovatif, yakni e-Detik dan BUAIAN. Aplikasi e-Detik (Elektronik Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi) dan BUAIAN (Bunda Andal Indonesia Aman dan Nyaman) dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur sebagai upaya deteksi dini terhadap risiko kehamilan yang bisa dilakukan secara mandiri, cepat, dan mudah.

 

“Dengan aplikasi e-Detik dan BUAIAN, ibu hamil bisa memantau kondisi kesehatannya sendiri dan tahu lebih awal jika ada tanda bahaya. Ini penting untuk mencegah kematian ibu sejak awal kehamilan,” ujar Khofifah dalam peringatan Hari Kesehatan Sedunia di Surabaya. Dilansir dari jatimpos.co Senin, (7/4/2025).

 

Berdasarkan data WHO, setiap tahun hampir 300.000 ibu di dunia meninggal karena kehamilan atau persalinan. Di Jawa Timur, AKI juga masih jadi perhatian utama. Tahun 2024, AKI di Jatim tercatat 82,56 per 100.000 kelahiran hidup, turun dibandingkan 2023 yang mencapai 93,73.

“Angka ini sudah menurun, tapi jangan membuat kita lengah. Harus terus ditekan dengan inovasi dan kerja sama semua pihak,” tegas Gubernur Jatim itu.

 

Aplikasi e-Detik memungkinkan ibu hamil mengisi data gejala dan keluhan secara mandiri. Informasi itu langsung bisa dipantau oleh tenaga kesehatan atau kader pendamping.

 

“Hingga saat ini sudah ada 1.026 ibu hamil yang menggunakan e-Detik, dan 20% di antaranya terdeteksi berisiko tinggi. Keluhan terbanyak adalah batuk, nyeri dada, dan cemas,” jelas Khofifah.

Berbeda dengan e-Detik, aplikasi BUAIAN lebih ditujukan untuk skrining awal ibu hamil dan pasangan yang ingin hamil. Dari 6.713 pengguna, 26,5% terdeteksi memiliki risiko tinggi, terutama karena berat badan tidak ideal.

 

“Kalau sejak awal tahu berisiko, ibu bisa segera periksa ke fasilitas kesehatan sebelum kondisi memburuk,” tambah Khofifah, Gubernur Jatim.

Dinkes Jatim bersama BPJS Kesehatan juga memastikan pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali, termasuk 2 kali USG oleh dokter, semuanya ditanggung BPJS. Jika terindikasi risiko tinggi, langsung dirujuk ke rumah sakit lanjutan.

 

“Pasca persalinan juga ada layanan kunjungan nifas yang dijamin BPJS, jadi ibu tetap dipantau sampai benar-benar pulih,” jelas Khofifah.

 

Khofifah menutup pesannya dengan ajakan untuk terus menjaga kesehatan ibu hamil sebagai pondasi utama keluarga.

 

“Al ummu madrasatul ula, ibu adalah sekolah pertama. Kalau ibunya sehat, insyaAllah keluarganya juga sehat. Mari kita jaga ibu-ibu di sekitar kita,” pungkasnya. (Ivan)