UJUNG BONE, PustakaJC.co – Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan komitmennya dalam memperkuat peran pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis nilai kebangsaan dan moderasi beragama. Dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung Bone, Sulawesi Selatan, Menag menekankan pentingnya perhatian terhadap kesejahteraan santri dan pengembangan sistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Salah satu wasiat orang tua saya adalah jangan batasi makanan santri. Saya tidak ingin mereka mengalami keterbatasan seperti yang pernah dirasakan oleh anak-anak saya,” ujar Menag. Dilansir dari kemenag.go.id Selasa, (8/4/2025).
Menag menuturkan bahwa pengalaman masa lalunya saat nyantri, menjadi pelajaran berharga untuk terus memperjuangkan kondisi hidup santri yang layak. Ia menilai, santri harus mendapatkan fasilitas dasar yang memadai agar dapat fokus dalam proses belajar.
Selain kesejahteraan, Menag juga mendorong inovasi pendidikan pesantren melalui pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pembelajaran berbasis global. Ia menyebut Pondok Pesantren Al Ikhlas telah menjadi contoh transformasi pendidikan pesantren modern yang tetap berakar pada nilai-nilai tradisi.
“Kita ingin santri mampu bersaing di dunia global, tanpa meninggalkan identitas pesantren,” jelas Nasaruddin Umar
Di kesempatan yang sama, Menag juga menegaskan pentingnya peran pesantren dalam menjaga nilai-nilai toleransi, persatuan, dan kebangsaan. Menurutnya, pesantren memiliki posisi strategis sebagai penjaga moderasi beragama di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.
“Pesantren harus menjadi pusat penguatan karakter dan harmoni antarumat,” tegas Menteri Agama itu
Kementerian Agama, lanjut Menag, terus mengembangkan kebijakan yang mendukung penguatan kapasitas pesantren, termasuk dari sisi kesejahteraan, kurikulum, hingga tata kelola kelembagaan.
“Kami berkomitmen mendukung pesantren agar dapat menjadi pilar penting dalam kemajuan pendidikan nasional dan kehidupan beragama yang damai,” pungkasnya. (Ivan)