JAKARTA, PustakaJC.co - Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan langkah antisipatif untuk mengisi kekosongan kursi jemaah haji yang gagal berangkat karena alasan kesehatan. Kebijakan ini diambil agar kuota jemaah tetap terpenuhi dan keberangkatan kloter tidak terganggu.
“Kalau ada jemaah yang tidak mampu secara kesehatan, bisa langsung membatalkan. Kita proses cepat. Dan kalau masih memungkinkan waktunya, bisa digantikan oleh keluarga atau pendamping,” ujar Muhammad Zain, Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kemenag, dalam kegiatan Bimbingan Teknis PPIH di Asrama Haji Pondok Gede.
Menurut Zain, proses penggantian ini bisa dilakukan selama dokumen dan waktu penerbitan visa masih memungkinkan. Jika sudah terlalu dekat dengan jadwal keberangkatan, maka penggantian jemaah akan sulit dilakukan. Dilansir dari jawapos.com Kamis, (17/4/2025).
“Kalau sudah mepet, prosesnya tentu lebih rumit. Tapi kami tetap beri pilihan, apakah akan mengganti dengan kerabat atau menarik kembali dana setoran haji,” jelas Zain.
Zain menegaskan bahwa pemahaman tentang istitha’ah haji perlu diluruskan. Banyak masyarakat yang masih mengira syarat istitha’ah hanya berkaitan dengan kemampuan finansial, padahal aspek kesehatan fisik dan mental juga sangat menentukan.
“Pelaksanaan haji itu 90 persen adalah aktivitas fisik. Jemaah perlu menjaga kesehatan, pola makan, dan kondisi psikisnya sejak dari tanah air.” ucapnya
Ia menambahkan bahwa suhu di Arab Saudi bisa mencapai 40 derajat Celsius, dan kelembaban yang rendah dapat mempercepat dehidrasi atau kelelahan.
Bagi jemaah yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau jantung, Kemenag mengimbau agar melakukan konsultasi ke dokter sebelum keberangkatan. Obat pribadi wajib dibawa, dan penggunaannya tidak boleh terputus selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
“Kami selalu tekankan bahwa istitha’ah itu menyeluruh. Tidak cukup hanya lunas biaya, tapi juga sehat secara medis dan siap fisik serta mental,” tegas , Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kemenag ini.
Sebagai informasi, jemaah haji Indonesia akan mulai masuk asrama haji pada 1 Mei 2025, dan kloter pertama dijadwalkan berangkat pada 2 Mei. Dengan mekanisme penggantian yang disiapkan, pemerintah berharap seluruh kuota jemaah bisa terserap dan pelaksanaan ibadah berjalan lancar. (Ivan)