Optimisme ini juga diperkuat data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat potensi panen Januari–Mei 2025 mencapai 964.768 hektare, meningkat 12,19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara produksi kumulatif mencapai 5.485.679 ton GKG, naik 11,73%.
“Kami gunakan metode validasi Kerangka Sampling Area (KSA) bersama BPS. Jadi bukan sekadar estimasi, tapi angka real dari lapangan,” tegas Heru.
Selain cuaca ekstrem, penurunan produksi tahun lalu juga dipicu oleh peralihan lahan ke komoditas lain seperti tembakau, terutama di wilayah yang mengalami banyak hari tanpa hujan. Namun berkat program pompanisasi dan irigasi perpompaan, tanaman padi yang sudah ada berhasil diselamatkan.