SURABAYA, PustakaJC.co - Produksi padi di Jawa Timur kembali melejit. Setelah sempat menurun 4,53% pada 2024 akibat El Nino, tahun ini capaian produksi justru melonjak hingga 12,79 juta ton gabah kering giling (GKG) angka tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Heru Suseno, saat dihubungi PustakaJC.co, menyampaikan bahwa lonjakan ini merupakan hasil konsolidasi program tanam yang massif dan intervensi tepat waktu.
“Tahun 2024 itu memang berat, El Nino menyebabkan mundurnya waktu tanam hingga dua bulan dan berdampak pada luas panen. Tapi kami langsung ambil langkah cepat. Pada musim tanam Oktober 2024 sampai Maret 2025, luas tanam meningkat jadi 1.356.771 hektare, naik lebih dari 105 ribu hektare dari tahun sebelumnya,” ujar Heru didampingi Kabid Tanaman Pangan, Denny Kurniawan, Selasa, (29/4/2025).
Optimisme ini juga diperkuat data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat potensi panen Januari–Mei 2025 mencapai 964.768 hektare, meningkat 12,19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara produksi kumulatif mencapai 5.485.679 ton GKG, naik 11,73%.
“Kami gunakan metode validasi Kerangka Sampling Area (KSA) bersama BPS. Jadi bukan sekadar estimasi, tapi angka real dari lapangan,” tegas Heru.
Selain cuaca ekstrem, penurunan produksi tahun lalu juga dipicu oleh peralihan lahan ke komoditas lain seperti tembakau, terutama di wilayah yang mengalami banyak hari tanpa hujan. Namun berkat program pompanisasi dan irigasi perpompaan, tanaman padi yang sudah ada berhasil diselamatkan.
“Kami hadirkan solusi di lapangan. Kita amankan produksi, dan hasilnya bisa dilihat sekarang. Jatim tetap jadi penopang utama ketahanan pangan nasional,” tambah Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur itu.
Masih terkait produksi padi di Jatim, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun ini menargetkan tanam sebesar 2,34 juta hektare dan panen 2,25 juta hektare. Heru menyebut target itu realistis dan optimis bisa tercapai. “Kalau semua bergerak bersama, petani kita siap, air tersedia, dan pola tanam kita arahkan, InsyaAllah produksi terus naik,” tutup Heru, yang pernah menjabat sebagai kepala dinas perkebunan ini.
Sementara itu, Perum BULOG berhasil mencapai angka serapan gabah dan beras sebesar 300.000 ton setara beras menjelang puncak musim panen raya yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan April 2025. Capaian ini menunjukkan komitmen BULOG dalam mendukung program swasembada pangan yang tercantum dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Ketua Dewan Pengawas Perum BULOG, Sudaryono mengungkapkan bahwa surplus produksi beras diperkirakan akan mencapai 2,8 hingga 3,5 juta ton hingga April 2025. Ia berharap dengan surplus ini, para petani dapat menanam dua hingga tiga kali dalam setahun, sehingga dapat menciptakan ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan. (ivan)