Museum ini, tidak hanya akan menjadi tempat menyimpan manuskrip atau naskah klasik, tetapi juga menjadi pusat kajian lintas disiplin.
“Museum ini nantinya akan menjadi semacam lembaga pembahasan hadis, bukan hanya dari segi hukum, tapi juga dari segi tibbun-nabawi (pengobatan ala Nabi),” jelas imam besar masjid Istiqlal itu.
Menag menekankan pentingnya menggali aspek-aspek praktis dari hadis, termasuk kesehatan, kebersihan, gaya hidup, dan pola makan Nabi yang relevan dengan kehidupan modern.