Ia menambahkan bahwa kegiatan ini diyakini dapat memperkuat citra keagamaan dan budaya lokal, sekaligus memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat, khususnya di Kabupaten Wajo yang menjadi lokasi utama pelaksanaan MQK.
Direktur Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Basnang Said, menyampaikan bahwa MQK bukan hanya sekadar ajang lomba baca kitab kuning, tetapi juga bagian dari penguatan jati diri pesantren sebagai lembaga pendidikan khas Indonesia.
“Pesantren sudah berdiri sejak abad ke-14, bahkan sebelum penjajahan abad ke-16. Ini adalah lembaga pendidikan yang genuine Indonesia,” tegas Basnang.