Cucun juga menyinggung perlunya perhatian lebih pada guru honorer dan tenaga pendidik non-ASN yang hingga kini masih belum memiliki kejelasan status maupun kesejahteraan layak.
“Mereka yang berada di garis depan pendidikan justru masih harus menelan pil pahit karena ketidakpastian status dan minimnya akses pengembangan diri,” lanjutnya.
Selain renovasi sekolah, pemerintah juga menyiapkan bantuan pendidikan Rp3 juta per semester untuk guru honorer yang belum lulus D4 atau S1, serta bantuan tunai Rp300.000 per bulan sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa mereka.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintahan Prabowo serius dalam membenahi sistem pendidikan dari akar hingga struktur. Bukan sekadar membangun ruang kelas, tetapi membangun masa depan yang lebih adil bagi seluruh anak bangsa. (ivan)