LUMAJANG, PustakaJC.co - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung progres perbaikan tanggul di Desa Sumberwuluh, Lumajang, pasca-rusaknya infrastruktur pengaman tersebut akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru. Upaya percepatan dilakukan agar masyarakat kembali merasa aman.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Pemerintah Kabupaten Lumajang terus mengebut perbaikan tanggul sepanjang 280 meter di Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Tanggul tersebut rusak parah sepanjang 300 meter setelah dihantam banjir lahar dingin Gunung Semeru pada April 2025 lalu.
Kerusakan ini berdampak besar bagi 272 kepala keluarga dengan total 1.027 jiwa, serta mengancam lahan pertanian seluas 165 hektare. Perbaikan tanggul menjadi sangat mendesak demi mencegah bencana susulan.
“Kalau tanggul ini tidak segera dibangun, sawah juga pasti akan terdampak. Rumah warga pun menjadi rawan terhadap kemungkinan terjadinya luberan lahar susulan. Maka dampaknya sangat luas, dan ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujar Gubernur Khofifah saat meninjau lokasi, Minggu, (25/5/2025).
Pemprov Jatim mengalokasikan anggaran sebesar Rp10,5 miliar untuk proyek ini. Alat berat yang dikerahkan meliputi lima excavator dan enam dump truck, serta suplai 3.950 bronjong—3.750 dari Pemprov Jatim dan 200 dari BBWS Brantas. Material tambahan akan ditambah sesuai kebutuhan lapangan.
Langkah teknis lain meliputi pembangunan krib sepanjang 166 meter, pembuatan kisdam di sisi hulu, pemasangan pipa galvanis untuk memperkuat struktur tanggul, serta pengalihan aliran sungai guna mengurangi tekanan langsung terhadap tanggul utama.
“Kami tidak hanya hadir saat bencana terjadi, tetapi juga berkomitmen menyiapkan infrastruktur tangguh untuk masa depan. Keselamatan warga adalah prioritas utama kami,” kata Khofifah.
Ia juga meminta agar pengerjaan tidak menunggu musim kemarau, mengingat kebutuhan warga yang mendesak. “Kalau kita menunggu pengerjaan dimulai pada musim kemarau, masyarakat akan terus merasa tidak aman dan tidak nyaman. Maka saya minta kepada Kadis PU SDA, mana yang bisa dikerjakan segera, kita kerjakan,” ujarnya.
Bupati Lumajang Indah Amperawati turut menyampaikan apresiasinya atas penanganan cepat yang dilakukan Pemprov Jatim.
“Kami berterima kasih atas respons cepat Ibu Gubernur yang langsung menginstruksikan Dinas PU SDA Provinsi untuk menangani kondisi kritis ini. Semoga semuanya segera selesai dan warga menjadi tenang,” ujar Bupati Lumajang.
Sebagai informasi, banjir lahar dingin yang terjadi selama dua hari berturut-turut pada 11 April 2025 menyebabkan tanggul jebol dan memaksa warga untuk mengungsi sementara. Pemerintah Kabupaten Lumajang pun menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama 90 hari, dari 11 Mei hingga 8 Agustus 2025, sebagai ruang waktu untuk penanganan dan pemulihan infrastruktur serta sosial warga terdampak.
Upaya pemulihan ini diharapkan menjadi langkah penting dalam membangun ketangguhan kawasan rawan bencana. Dengan keterlibatan pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, Lumajang perlahan bangkit dari bencana menuju pemulihan berkelanjutan. (ivan)
 
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                