“Negara wajib menyediakan pelatihan dan pendampingan yang layak. Ini bukan soal kasihan, tapi soal pemenuhan hak dan keadilan,” tegasnya.
Dukungan terhadap gagasan Ning Lia datang dari para orang tua, salah satunya Novia Cindradini. Ia mengaku anaknya tidak bisa masuk SMP inklusi karena lokasinya jauh dan sekolah terdekat tidak memiliki fasilitas atau tenaga pendidik inklusif.
“Aksesnya sangat terbatas. Kami ingin anak-anak kami mendapatkan pendidikan yang setara tanpa harus berpindah jauh atau mengalah pada keterbatasan,” kata Novia dengan haru.