BRICS 2025 Indonesia Fokus Perdagangan Perdamaian dan Pembangunan Berkelanjutan

pemerintahan | 08 Juli 2025 06:15

BRICS 2025 Indonesia Fokus Perdagangan Perdamaian dan Pembangunan Berkelanjutan
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil. (dok setkab)

RIO DE JANEIRO, PustakaJC.co – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan dukungan penuh terhadap empat agenda utama kerja sama BRICS 2025 dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, Minggu, (6/7/2025).

Empat fokus utama yang disepakati dalam Leaders’ Declaration meliputi penguatan multilateralisme, perdamaian global, pembangunan berkelanjutan, dan penguatan kerja sama sosial budaya. Kesepakatan ini menjadi arah baru kerja sama antar negara berkembang yang lebih setara, inklusif, dan berkeadilan. Dilansir dari setkab.go.id, Selasa, (8/7/2025).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa deklarasi ini sejalan dengan visi Indonesia dalam memperkuat tata dunia yang adil.

“Outcomes daripada pertemuan tadi, salah satunya adalah leaders’ declaration. Dalam deklarasi itu ada beberapa poin yang terkait dengan penguatan multilateralisme dan reform daripada global governance,” ujar Airlangga di Rio de Janeiro.

Ia menambahkan bahwa agenda kerja sama ekonomi dan perdagangan menjadi perhatian khusus bagi Indonesia di tengah dinamika global.

“Poin kedua ini menjadi penting bagi Indonesia di tengah ketidakpastian. Kita punya BRICS yang diharapkan bisa menyerap pasar dari produk-produk Indonesia,” jelasnya.

Selain itu, BRICS juga menekankan pentingnya transisi energi yang adil dalam menghadapi krisis iklim. Negara-negara anggota sepakat bahwa pembangunan hijau harus inklusif dan mempertimbangkan kepentingan negara berkembang.

Terkait dengan climate change dan promoting sustainable, yang fair and inclusive development,” tambah Airlangga.

Kerja sama di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan juga menjadi komitmen bersama, dengan semangat solidaritas dan pemerataan.

“Yang keempat adalah partnership for promotion, human, social, and cultural development. Itu outcome dari leaders’ declaration,” tukas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu.

Kehadiran Indonesia dalam forum ini menunjukkan arah diplomasi aktif dan kolaboratif untuk memperkuat posisi negara-negara Global South. Dengan fokus pada perdagangan yang adil, perdamaian yang berkelanjutan, dan pembangunan hijau, Indonesia siap mengambil peran lebih besar dalam membentuk masa depan dunia yang inklusif. (ivan)