SURABAYA, PustakaJC.co - Kekhawatiran orang tua soal praktik bullying saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) menjadi perhatian serius. Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni mendesak Dinas Pendidikan menurunkan satgas pengawasan langsung ke sekolah-sekolah rawan perundungan.
Pelaksanaan MPLS resmi dimulai serentak di seluruh sekolah Surabaya, Senin, (14/7/2025). Momen ini menjadi awal penting bagi siswa baru mengenal lingkungan sekolah. Namun, kekhawatiran akan praktik bullying masih menghantui para orang tua. Dilansir dari jawapos.com, Selasa, (15/7/2025).
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni menegaskan pentingnya langkah konkret untuk mencegah kekerasan di sekolah. Ia mendesak Dinas Pendidikan (Dispendik) menurunkan satuan tugas (satgas) anti-bullying ke sekolah-sekolah yang dinilai rawan terjadinya perundungan.
“Saya berharap Dispendik bisa mencegah terjadinya praktik bullying ketika proses masa pengenalan lingkungan sekolah. Satgas tersebut harus diturunkan di sekolah-sekolah yang dirasa rawan,” ujar Fathoni.
Lebih lanjut, Fathoni mendorong keterlibatan siswa senior dalam OSIS sebagai garda terdepan pencegahan perundungan.
“OSIS harus dilibatkan agar menjadi duta anti-bullying. Jadi para wali murid yang menitipkan anaknya sebagai peserta didik baru tidak merasa resah terkait potensi tindakan bullying oleh kakak kelas,” tegasnya.
Politikus Partai Golkar ini juga meminta agar Dispendik menerbitkan surat edaran khusus untuk memperkuat pengawasan selama MPLS, terutama di jenjang SMP.
“Khususnya jenjang SMP. Saya khawatir jika tidak ada surat edaran dan praktik bullying tetap terjadi, ini akan mencederai predikat Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak,” tambah Politikus Partai Golkar ini.
Menanggapi hal itu, Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh menegaskan komitmen pihaknya menciptakan MPLS yang aman, nyaman, dan ramah bagi peserta didik.
“Tema MPLS tahun ini adalah Sekolahku, Rumahku, Guruku, Orang Tuaku, dengan harapan menciptakan suasana pengenalan ramah, aman, dan nyaman. Alhamdulillah, mulai pagi saya sudah keliling di SD, SMP itu. Mudah-mudahan berjalan dengan lancar. Mohon doa orang tua serta semua warga Kota Surabaya,” ujar Yusuf Masruh.
Pelaksanaan MPLS di Surabaya dijadwalkan selama lima hari, mulai Senin, (14/7/2025) hingga Jumat, (18/7/2025), serentak di semua jenjang pendidikan negeri dan swasta.
Langkah konkret yang diusulkan DPRD dan respons cepat dari Dispendik menjadi sinyal positif. Diharapkan, MPLS tahun ini benar-benar menjadi ruang aman bagi seluruh siswa baru, dan menjadikan Surabaya sebagai contoh kota ramah anak yang sesungguhnya. (ivan)
 
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                