Presiden menyebut sektor pangan seperti beras, jagung, dan minyak goreng sebagai komoditas strategis yang tak boleh dikuasai penuh oleh pasar. Ia mengkritik praktik kartel dan penimbunan yang menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga.
“Bagaimana mungkin Indonesia yang produsen kelapa sawit terbesar di dunia bisa mengalami kelangkaan minyak goreng?” tanya Presiden. Ia juga mengkritik praktik pengemasan ulang beras subsidi menjadi beras premium yang merugikan rakyat.
“Beras yang disubsidi uang rakyat, lalu ditempel label premium, dijual Rp5.000–Rp6.000 lebih mahal. Ini pidana. Ini tidak benar,” tegasnya.