Simulator Gempa BPBD Jatim Bikin Menteri Australia Terkesan

pemerintahan | 06 Agustus 2025 18:22

Simulator Gempa BPBD Jatim Bikin Menteri Australia Terkesan
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto (kiri) mendampingi Menteri Pembangunan Internasional, sekaligus Menteri Multikulturalisme dan Menteri UKM Australia, Anne Aly (kanan) mencoba simulator gempa milik BPBD Jatim. (dok bhirawa)

SURABAYA, PustakaJC.co – Inovasi kebencanaan milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur kembali menyita perhatian dunia internasional. Kali ini datang dari Menteri Pembangunan Internasional Australia, Anne Aly, yang menyebut simulator gempa BPBD Jatim sangat luar biasa setelah menjajal langsung sensasi guncangan berkekuatan 5 hingga 7 Skala Richter.

 

Kunjungan dilakukan pada Selasa ,(5/8/2025), di Kantor BPBD Jatim, Surabaya. Anne Aly datang bersama Konjen Australia untuk Surabaya Glen Askew dan perwakilan Kementerian Luar Negeri Australia, Lauren Bain. Rombongan diterima langsung oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, beserta jajarannya. Dilansir dari bhirawaonline.com, Rabu, (5/8/2025).

 

Dalam kunjungan itu, Anne Aly diajak berkeliling Taman Edukasi Bencana, melihat Mosipena (Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana), hingga merasakan langsung simulator gempa. Pengalaman itu membuat Anne Aly memberikan pujian tulus.

 

“Thank you, is very very amazing. And I really appreciate. Not just today, but everything. So important but intensive approach any other people,” ungkap Anne Aly usai menjajal simulator.

Sebelum meninggalkan lokasi, ia kembali menyampaikan apresiasinya.

“I appreciate the disaster management innovations BPBD Jatim (Saya mengapresiasi inovasi penanggulangan bencana yang dimiliki BPBD Jatim),” ujarnya singkat namun penuh kesan.

 

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bentuk dukungan Australia terhadap penguatan sistem penanggulangan bencana di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Ia menyebut Anne Aly juga tertarik dengan upaya inklusif yang dilakukan BPBD Jatim.

 

“Beliau memberikan respon positif terhadap apa yang sudah kita lakukan, termasuk kolaborasi kami dengan Siap Siaga dalam penanganan teman-teman difabel,” ujar Gatot.

 

Salah satu hasil kolaborasi tersebut adalah pembentukan ULD-PB (Unit Layanan Disabilitas Penanggulangan Bencana), yang memastikan seluruh warga, termasuk penyandang disabilitas, mendapatkan layanan sejak fase pra bencana, saat bencana, hingga pasca bencana.

 

“Gubernur Jawa Timur menegaskan bahwa semua masyarakat berhak mendapat perlindungan saat terjadi bencana. Termasuk kelompok rentan seperti difabel. Maka dari itu, masukan dari ULD-PB akan kita pelajari dan coba realisasikan,” jelas Gatot.

Anne Aly pun mengakui pentingnya pendekatan edukatif seperti yang dilakukan BPBD Jatim.

“So important but intensive approach any other people (Pendekatan ini sangat penting dan intensif kepada orang lain),” ujarnya.

 

 

 

Dengan berbagai inovasi edukatif dan pendekatan inklusif, BPBD Jatim terus membuktikan diri sebagai lembaga yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan semua lapisan masyarakat. Tidak hanya melindungi, tapi juga mendidik, melibatkan, dan menginspirasi dunia. (ivan)