Maknai Hari Literasi Internasional, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Budayakan “Saring Sebelum Sharing”

pemerintahan | 09 September 2025 18:24

Maknai Hari Literasi Internasional, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Budayakan “Saring Sebelum Sharing”
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

SURABAYA, PustakaJC.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk memaknai Hari Literasi Internasional dengan lebih komprehensif, salah satunya dengan membiasakan budaya saring sebelum sharing.

 

Menurut Khofifah, pesan ini sangat penting di tengah derasnya arus informasi di era digital yang menuntut masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima dan membagikan informasi.

 

“Mari kita budayakan saring sebelum sharing. Pilah dahulu informasi yang kita terima sebelum membagikannya kepada orang lain,” ujar Gubernur Khofifah saat peringatan Hari Literasi Internasional, Senin, (8/9/2025).

 

 

 

 

Pesan tersebut sejalan dengan tema Hari Literasi Internasional tahun ini, “Promoting Literacy in the Digital Era” atau “Mempromosikan Literasi di Era Digital”. Menurut Khofifah, digitalisasi telah mengubah cara belajar, bekerja, hingga bersosialisasi, sehingga literasi harus dipahami tidak hanya secara tekstual, tetapi juga kontekstual.

 

“Informasi sangat masif beredar di dunia maya. AI membuat banyak orang takjub, tetapi juga menuntut kecermatan. Kroscek, konfirmasi, atau tabayun sangat dibutuhkan agar informasi tidak ditelan mentah-mentah,” tegasnya.

 

Khofifah mengingatkan bahwa hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi beredar begitu cepat melalui gawai masyarakat. Karena itu, kemampuan literasi digital perlu ditingkatkan agar masyarakat mampu memfilter informasi dan bersikap bijak dalam menyebarkan berita.

 

 

 

Di Jawa Timur, Tingkat Gemar Membaca (TGM) pada 2024 tercatat 77,15 (kategori tinggi), sementara Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) sebesar 78,60 (kategori sedang). Namun, Khofifah menekankan bahwa literasi saat ini bukan hanya soal membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan memahami, mengolah, serta memanfaatkan informasi dengan bijak.

 

“Perangkat digital memang memperluas akses belajar, tetapi juga berpotensi meminggirkan literasi tradisional. Karena itu, mari kita berliterasi secara komprehensif. Saring before sharing, agar kita tidak mudah termakan dan ikut menyebarkan hoaks maupun provokasi,” pungkasnya. (ivan)